Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Perilaku Kolektif dan Fenomena FOMO di Balik Antusiasme Timnas U-23
Kesuksesan Timnas Indonesia U-23 bukan hanya prestasi atletik; ini adalah fenomena sosial yang lebih dalam.
Editor: Dodi Esvandi
Rasa urgensi untuk tidak ketinggalan momen penting ini meningkatkan ketegangan dan gairah dalam setiap pertandingan, tetapi juga menambah beban untuk selalu 'terhubung', yang bisa berdampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan sosial penggemar.
Perilaku kolektif ini juga menggambarkan bagaimana identitas individu dan kolektif terjalin.
Dukungan terhadap timnas U-23 menjadi saluran ekspresi nasionalisme, di mana perasaan dan harapan kolektif negara diwakilkan melalui permainan tim.
Namun, perlu kita pertanyakan, apakah intensitas ikut serta dalam arus kolektif ini selalu menghasilkan pengalaman yang positif?
Apakah tekanan untuk tidak ketinggalan setiap momen menjauhkan kita dari menikmati permainan itu sendiri?
Mungkin saatnya bagi kita untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara keinginan untuk 'tidak ketinggalan' dengan kebutuhan untuk menikmati momen-momen tersebut secara sehat.
Dengan begitu, dukungan kita terhadap Timnas U-23 bisa menjadi lebih bermakna, lebih ringan, dan kurang membebani, baik secara emosional maupun sosial.
Kita dapat melihat bahwa di balik kegagalan dan keberhasilan, di tengah sorak sorai dan kekecewaan, ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil.
Mari kita terus mendukung tim dengan penuh semangat, tetapi juga dengan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam pengalaman kita sebagai penggemar.
Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi penonton yang setia, tetapi juga individu yang bijak dan bertanggung jawab dalam menikmati setiap momen olahraga.
//////////
Penulis: Dr. Geofakta Razali
Adalah dosen Universitas Pembangunan Jaya, pakar ilmu komunikasi, pemerhati budaya dan media urban postmodernisme di Indonesia.
Pengalaman praktisi membawa dirinya mengabdi pada dunia akademis untuk pengembangan sosiopsikologi komunikasi dalam konteks pengembangan diri dan kemasyarakatan dalam era society 5.o saat ini
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.