Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rasionalkah Skenario Vladimir Putin Akhiri Perang Ukraina?
Skenario versi Vladimir Putin itu dipaparkan di depan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan para diplomat senior Rusia, Jumat (14/6/2024).
Editor: Setya Krisna Sumarga
Kelompok politik sayap kanan itu telah menghasilkan organisasi sejenis Nazi seperti Right Sector (Sektor Kanan), Svoboda, Azov, dan organisasi paramiliter dan militer yang berafiliasi neo-Nazi.
Poin lain, ketika Ukraina menerima syarat tidak akan menjadi anggota NATO, hal ini otomatis menyelesaikan sejumlah masalah terpenting.
Bagaimana nasib semua peralatan perang yang dikirim NATO yang dikumpulkan Ukraina, akan lebih mudah penyelesaiannya. Demiliterisasi akan tercapai dengan sendirinya.
Tapi ini skenario dengan respon positif dari pihak Ukraina dan NATO. Jika langsung menolak mentah-mentah tawaran Rusia, sekali lagi konsekuensi mesti ditanggung pihak barat.
Tanggung jawab ada di pihak sponsor Ukraina dengan pertanyaan mendasar apakah mereka menginginkan perdamaian atau berlanjutnya peperangan?
Jika Ukraina dan barat menginginkan perang terus berlanjut, konfrontasi militer akan terus berlangsung lebih keras.
Skema perdamaian di masa depan bisa menjadi sangat berbeda. Moskow mungkin akan berpikir maju ke Odessa dan Kharkov, yang sangat strategis bagi Kiev.
Moskow pasti akan membuat perimbangan serius ketika AS dan NATO terus meningkatkan pasok senjata semakin canggih dan berjangkauan jauh ke Kiev.
Kenyataan lain, Presiden Joe Biden dan Volodymir Zelensky di Italia, telah meneken pakta persekutuan strategis AS-Ukraina berdurasi 10 tahun.
Apakah pakta itu berarti solusi atas problem sulitnya Ukraina masuk NATO dan Uni Eropa, kita masih harus menunggu seperti apa praktiknya.
Volodymir Zelensky sendiri menghadapi problem konstitusional, mengingat masa jabatannya sebagai Presiden Ukraina telah berakhir 20 Mei 2024.
Artinya masalah politik Zelensky ini berpeluang menjadi problem legal menyangkut sah tidaknya pakta aliansi dengan Washington itu.
Skenario yang ditawarkan Vladimir Putin dalam perspektif geopolitik, sekali lagi menunjukkan Rusia sama sekali tidak mengubah arah dari tujuan operasi khusus ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Di sisi lain, skema ini sesungguhnya memberikan pihak barat satu kesempatan lagi untuk menerima perdamaian dengan cara yang saling menguntungkan.