Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kekuatan Tersembunyi Houthi Yaman Bikin Gentar
Secara total, sejak tahun 2017 kelompok Houthi Yaman telah berhasil menghancurkan sekurangnya 10 drone milik militer AS maupun CIA.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Anshar Allah atau Ansarullah Yaman sukses melenyapkan helikopter UH60 Black Hawk milik AS di lepas pantai Yaman pada tanggal 26 Agustus 2017.
Tiga jet tempur F-16 buatan Amerika (milik Maroko, Bahrain, dan Yordania) hilang dalam pertempuran selama Mei 2015, Desember 2015, dan Februari 2017.
Ada sedikitnya 64 pesawat intai, serang, heli tanpa awak produk Amerika yang dioperasikan pasukan koalisi Arab, juga termasuk drone Scan Eagle, Seeker 400 dari Inggris telah tumbang.
Houthi juga merontokkan 11 pesawat tempur Mirage 2000, Eurofighter Typhoon, F-15, dan Tornado, serta helikopter Ah-64 Apache, AH-60, S-70 Black Hawk, dan SA-365 buatan Amerika Serikat.
Kemampuan militer Houthi yang awalnya hanya kelompok minoritas Zaidiyah di Yaman Utara, diawali sejarah panjang hubungan dua pemerintahan Yaman dengan Uni Soviet di era perang dingin.
Pada tahun 60an, Moskow menandatangani perjanjian kerja sama dengan Republik Arab Yaman atau Yaman Utara, yang wilayahnya meliputi sebagian besar wilayah yang dikuasai Houthi.
Uni Soviet juga merajut pertemanan dengan Republik Demokratik Rakyat Yaman atau Yaman Selatan, wilayah yang kini sebagia dikuasai Houthi di pesisir Yaman ke Laut Merah.
Kerjasama politik dan keamanan itu melahirkan dukungan senjata ke kedua Yaman, termasuk rudal balistik canggih, pertahanan pantai, antitank, dan teknologi rudal antiudara.
Ada sejumlah senjata modern kala itu yang kini digunakan Houthi Yaman, seperti sistem rudal beroda rantai 2K12 Kub/Kvadrat atau nama versi NATO adalah SA-6 ‘Gainful’.
Rudal lawas ini telah dimodernisasi Houthi menjadi rudal darat ke udara Franken atau Fater-1. Houthi juga memodernisasi rudal darat ke udara S-75 Dvina, atau nama NATOnya SA-2 Guideline.
Yaman juga mewariskan rudal darat ke udara S-125 Neva/Pechora atau versi NATOnya SA-3 Goa, varian yang diterima Yaman pada tahun 70-an dan 80-an.
Soviet juga mengirimkan rudal darat ke udara jarak pendek 9K31 Strela-1 atau SA-9 Gaskin yang bisa dipasang di kendaraan tempur.
Masih banyak jenis peluru kendali jarak pendek maupun sedang yang dipasok Uni Soviet ke Yaman, dan kini efektif digunakan Houthi.
Ada juga sejumlah sistem radar jarak pendek maupun jarak jauh seperti radar pita G/H 26 kW 1S91 SURN yang berjangkauan hingga 75 kilometer untuk sistem rudal Kub dan Kvadrat.