Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ke Mana Jokowi Setelah Lengser? Ini 5 Langkah Strategis yang Bisa Diambil
Dengan masa jabatannya yang segera berakhir, muncul pertanyaan: kemana sebaiknya langkah Jokowi setelah tidak lagi menjabat.
Editor: Wahyu Aji
Oleh: Bung Fai
Peneliti Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica / Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) telah menjalani dua periode sebagai kepala negara Indonesia, memimpin berbagai program pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, serta mendorong kebijakan pro-rakyat.
Dengan masa jabatannya yang segera berakhir, muncul pertanyaan: kemana sebaiknya langkah Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden?
Peran di Tingkat Internasional
Setelah keluar dari panggung politik domestik, Jokowi berpeluang memainkan peran signifikan di kancah internasional.
Dengan pengalaman memimpin negara berpenduduk lebih dari 270 juta orang dan latar belakang kebijakan pro-ekonomi hijau serta diplomasi pragmatis, Jokowi bisa menjadi penasihat atau duta besar untuk isu-isu global seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, atau perdamaian dunia.
Posisi di lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, atau Forum Ekonomi Dunia (WEF) bisa menjadi platform ideal baginya.
Di sini, Jokowi dapat memanfaatkan rekam jejaknya yang dikenal sebagai pemimpin yang ramah, pragmatis, dan fokus pada hasil nyata.
Berbagai kebijakan infrastruktur serta peningkatan kesejahteraan sosial di Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara berkembang lainnya.
Ia juga dapat berbicara untuk kawasan Asia Tenggara dalam hal geopolitik, ekonomi, dan diplomasi, mengingat peran Indonesia yang semakin penting di wilayah ini.
Keterlibatan dalam Konsolidasi Partai Politik
Jokowi adalah salah satu figur sentral di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang mengantarnya ke kursi kepresidenan.
Setelah tak lagi menjabat, ia bisa menjadi tokoh penting dalam konsolidasi partai, memberikan panduan bagi para kader dan pemimpin muda yang ingin melanjutkan warisannya.
Sebagai tokoh senior, Jokowi bisa berperan sebagai mentor, memperkuat posisi PDI-P di masa depan dan membentuk kepemimpinan baru yang dapat membawa partai ke kemenangan di pemilu-pemilu mendatang.
Selain itu, Jokowi juga memiliki kemampuan untuk menjadi mediator atau penengah dalam konflik politik internal di partai atau antara partai politik lain.
Dengan caranya yang cenderung tidak konfrontatif, Jokowi bisa membantu menciptakan harmoni di tengah perpecahan politik yang kerap terjadi di Indonesia.
Kembali ke Dunia Bisnis
Jokowi memulai kariernya di dunia bisnis, khususnya dalam industri kayu.
Setelah tidak lagi terlibat langsung dalam politik, ia bisa kembali terjun ke dunia bisnis, terutama di sektor yang memerlukan sentuhan kebijakan pro-pengembangan ekonomi lokal dan hijau.
Dengan jaringan internasional dan pengalamannya selama menjadi presiden, Jokowi dapat mendorong usaha-usaha baru yang fokus pada keberlanjutan, agribisnis, atau energi terbarukan, yang saat ini sangat penting untuk masa depan ekonomi global.
Keterlibatan Jokowi dalam dunia bisnis juga bisa memberi inspirasi bagi para pengusaha muda di Indonesia.
Ia bisa membangun bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga pada pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ia galakkan selama masa pemerintahannya.
Peran sebagai Tokoh Nasional yang Independen
Banyak mantan presiden memilih untuk tetap berperan aktif dalam kehidupan berbangsa sebagai tokoh independen.
Jokowi bisa mengambil peran serupa, menjadi tokoh nasional yang tidak terikat pada partai atau jabatan formal, tetapi tetap berpengaruh dalam dinamika politik dan kebijakan publik.
Dalam posisi ini, ia bisa memberikan pandangan kritis atau dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang dihasilkan penerusnya, tanpa harus terlibat langsung.
Sebagai figur yang masih memiliki popularitas kuat di masyarakat, Jokowi juga bisa menjadi simbol pemersatu di tengah polarisasi politik yang sering terjadi di Indonesia.
Dengan begitu, ia bisa menjadi jembatan antara elite politik dan masyarakat luas, memastikan aspirasi rakyat tetap terwakili dalam pengambilan keputusan pemerintah.
Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat
Jika Jokowi memilih untuk fokus pada aspek sosial, ia bisa membangun yayasan atau organisasi non-pemerintah (NGO) yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi rakyat, atau pendidikan.
Dedikasinya terhadap pembangunan manusia, terutama di daerah-daerah tertinggal, bisa dilanjutkan melalui inisiatif-inisiatif sosial yang tidak terkait dengan politik formal.
Dengan membangun yayasan yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, Jokowi bisa memberikan kontribusi nyata bagi generasi mendatang.
Sebagai sosok yang dikenal sederhana dan dekat dengan rakyat, langkah ini akan memperkuat citranya sebagai pemimpin yang peduli terhadap rakyat kecil, bahkan setelah ia tidak lagi memiliki kekuasaan politik formal.
Perbandingan dengan Mantan Pemimpin Dunia
Beberapa mantan pemimpin dunia telah mengambil langkah serupa setelah pensiun. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, terlibat aktif dalam Obama Foundation yang fokus pada kepemimpinan global dan pemberdayaan masyarakat muda.
Di Afrika Selatan, Nelson Mandela menjadi simbol perdamaian dan hak asasi manusia setelah mengakhiri masa kepresidenannya. Mereka memilih untuk menggunakan pengaruh dan pengalaman mereka untuk mendorong perubahan positif di masyarakat.
Jokowi bisa meniru langkah serupa, menjadikan pengalamannya sebagai presiden sebagai dasar untuk memperjuangkan agenda-agenda pembangunan yang lebih luas, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional.
Setelah masa jabatannya berakhir, Jokowi memiliki berbagai pilihan langkah strategis yang bisa ia tempuh, mulai dari peran di level internasional hingga kembali ke dunia bisnis atau berfokus pada pemberdayaan masyarakat.
Apapun pilihannya, Jokowi tetap dapat berkontribusi bagi Indonesia, baik melalui kebijakan, politik, maupun sektor sosial.
Sebagai mantan presiden, langkah Jokowi setelah tidak lagi menjabat akan tetap menjadi sorotan, dan ia memiliki peluang besar untuk terus memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa.