Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Aksi TMMD ke-122 dan Jalan Asa Petani Cengkeh di Desa Bambasiang Parigi Moutong Sulawesi Tengah

Dan dari 3.003 jiwa Warga Bambasiang, hampir 80 persen mengantungkan hidup pada tanaman rempah yang satu ini.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Aksi TMMD ke-122 dan Jalan Asa Petani Cengkeh di Desa Bambasiang Parigi Moutong Sulawesi Tengah
HandOut/IST
Satgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu bersama warga masyarakat bergotong royong memasang bronjong penahan longsor di Desa Bambasiang, Kec Palasa, Kab Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

Aksi TMMD ke-122 dan Jalan Asa Petani Cengkeh di Desa Bambasiang Parigi Moutong Sulawesi Tengah

Oleh :

Kolonel Inf Rivan Rembudito Rivai

Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu 

 

POHON cengkeh tinggi menjulang, berbaris di tepi jalan di Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah

Daunnya melambai ditiup angin, sementara bunganya yang terlihat ranum, coklat, seolah ingin mengungkapkan kalau dia siap dipetik.

BERITA REKOMENDASI

Sementara mentari sore perlahan mulai condong ke barat, saya, Kolonel Inf Rivan Rembudito Rivai, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu, tetap bertahan di lokasi dengan rasa takjub. 

Duh….begitu kayanya Desa Bambasiang ini jika hasil kebun cengkehnya mampu dikelola dengan baik”, begitu saya berujar ke diri sendiri.

Cengkeh atau cengkih atau dari bahasa latin syzygium aromaticun adalah kuncup kering bunga beraroma dari keluarga pohon myrtacease

Tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan untuk bumbu makanan pedas di Eropa, selain sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.

Dan dari 3.003 jiwa Warga Bambasiang, hampir 80 persen mengantungkan hidup pada tanaman rempah yang satu ini.


Hanya, tanaman cengkeh yang memiliki potensi yang cukup besar itu terkendala pendistribusian. 

Untuk ke Kota Palu, warga desa harus menempuh perjalanan hingga 236 km dengan waktu tempuh 5 jam 15 menit.

Itu pun dalam kondisi normal. 

Padahal wilayah Bambasiang merupakan daerah rawan longsor, sehingga bila bencana itu tiba, maka hasil kebun tidak lagi bisa terangkut ke kota.

Satgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu
Satgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu bersama warga masyarakat bergotong royong mengangkat material dari sungai.

Kendala Daerah Rawan Longsor

Saya mengalihkan pandangan pada para prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TMMD Kodim 1306/Kota Palu yang tengah sibuk melakukan cuttingan jalan sepanjang 610 meter lebar 1,5 meter. 

Sebanyak 150 personel dari unsur TNI, Kepolisian, Satpol PP, hingga warga, terus mengerjakan cutting-an jalan, dengan merapikan tebing di pinggiran jalan yang rawan timbunan longsor. 

Hujan sering turun Komandan, dan itu sangat menghambat pekerjaan. Bayangkan tiba-tiba akses jalan terputus akibat longsor sehingga pendistribusian bahan material terhambat. Ketika truk tidak bisa masuk ke lokasi sasaran, ya harus mengangkut secara manual. Kita pikul ramai-ramai. Beruntung warga membantu, Komandan. Alhamdulillah, akhirnya pengerjaan pun lancar,” ungkap Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Letda Inf Aripin memberi laporan ke saya.

Hebat. Tapi ingat, kerja keras, wajib, namun jangan lupa jaga kesehatan. Saya tahu cuaca tidak menentu kadang cerah kadang hujan. Dan ketika hujan turun, tahu sendiri kan jalanan licin. Jadi harus hati-hati. Dan sekali lagi jaga kesehatan,” pesan saya seraya menepuk pundak Letda Aripin. 

Sejurus kemudian, saya melangkahkan kaki, berjalan mendekati prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-122 ini.

Satu per satu, saya salami mereka, menanyakan kabar, dan meminta bekerja sebaik mungkin demi selesainya pengerjaan cuttingan jalan.

Saya lalu berjalan menjauh ditemani Dan SSK, memeriksa cutting-an jalan yang hampir tuntas.

Setelah sekian belasan langkah saya berhenti, kemudian berjongkok, memastikan kekuatan juga ketahanannya.

Setelah itu saya kembali berdiri dan berjalan balik ke arah prajuritku sambil mengacungkan dua jempol,

Kalian semua prajurit yang hebat" ucap saya bangga, yang lagi-lagi berbalas, ”Siap Komandan!” teriak mereka kompak.

Mari kita mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk menyelesaikan semua target sesuai waktu yang sudah ditentukan. Kalian siap!”  teriak saya memberi semangat yang langsung dijawab dengan teriakan kompak, “Siap Komandan!”.

Kita juga siap komandan,” celetuk Kepala Desa Bambasiang, Abraham yang bersama Pak Yulius, warga yang mendapat program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) yang tiba-tiba muncul.

Kondisi sekarang sudah bagus dan lebar. Terima Kasih Pak TNI,” ungkap Abraham.

Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu Kol Inf Rivan Rembudito Rivai
Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu Kol Inf Rivan Rembudito Rivai meninjau jembatan Desa Bambasiang, Kec Palasa, Kab Parigi Moutong.

Saya lemparkan senyuman, kali ini lebih lebar, mendengar ungkapan tulus dari Kepada Desa dan warga Bambasing.

”Semua yang terbangun bukan semata-mata kerja kita para anggota satgas, melainkan kerja bersama,” balas saya.

Saat kami berbincang, ingatan saya melayang pada saat awal datang di lokasi ini.

Longsor dimana-mana, karena tidak di-cutting sempurna, membuat Desa Bambasiang terisolir akibat akses jalan tertutup material longsor. 

Wilayahnya yang berbukit, tanahnya mudah longsor karena tanahnya labil, ditambah sungai yang ada di desa sering sekali banjir dan membawa batu-batu besar turun ke bawah menutupi jalan sehingga akses jalan tertutup. 

Kemudian batunya pun menutupi saluran. air jembatan sehingga air sungai tidak bisa mengalir sebagaimana mestinya dan membuat jalan baru.

Ketika Satgas TMMD ke-122 datang, akses jalan ada empat titik longsor. Sehingga semua komponen bergerak bersama melakukan perbaikan.

Program TMMD telah menjadi momentum penting bagi masyarakat Desa Bambasiang, yang antusias menyambut berbagai kegiatan pembangunan.

"Kami sangat bersyukur dengan adanya TMMD ini. Akses jalan yang lebih baik akan memudahkan kami dalam mengangkut hasil pertanian dan meningkatkan perekonomian desa. Makanya kami tidak mau tingggal diam, pokoknya semua kekuatan desa ikut bergerak," tambah Abraham yang diamini Pak Yulius.

Satgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu 2
Satgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu bersama warga masyarakat bergotong royong memasang bronjong penahan longsor di Desa Bambasiang, Kec Palasa, Kab Parigi Moutong.

Kemanunggalan TNI-Rakyat

Bagi saya, hal ini sejalan dengan yang dilontarkan Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Deni Gunawan SE yang menekankan pentingnya sinergi dalam pembangunan nasional.

Melalui TMMD, kami tak hanya membangun fasilitas fisik, tapi juga merajut kebersamaan. Kami ingin memperkuat kemanunggalan antara TNI dan rakyat serta meningkatkan ketahanan nasional melalui pembangunan berkelanjutan dan inklusif,” tuturnya saat meninjau ke lokasi TMMD.

Sinergitas pula lah yang diapresiasi Pjs Wali Kota Palu Muchlis Husain Pakaya.

Dia menyampaikan keterlibatan TNI dalam mendorong pembangunan di daerah ini menjadi bukti nyata bahwa Sinergi antara TNI dan rakyat itu nyata. 

Kegiatan ini sebagai bukti sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan Masyarakat itu nyata. Melalui kolaborasi ini, TMMD 2024 diharapkan membawa dampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Parigi Moutong, sekaligus memperkuat peran TNI dalam membangun wilayah-wilayah terpencil," katanya. 

Dan sinergi itu menurut Pangdam XII Merdeka, Mayjen TNI Candra Wijaya, MA, terbangun nyata melalui program TMMD ke-122 ini.

TMMD, paparnya, merupakan salah satu upaya strategis untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kuat, dengan dimulai dari tingkat desa. 

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem kemanunggalan seperti yang dilakukan oleh TNI saat ini.

Juga bukan tugas yang sederhana pula untuk melaksanakan percepatan pembangunan dalam suatu wilayah.

Dalam perjalanannya sampai pada titik ini, kita sadar bahwa membuat perubahan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, rasa lelah dan keringat pengabdian tentunya menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan dalam proses TMMD ini. Namun dengan rasa kecintaan kepada rakyat, pemerintah maupun masyarakat, program ini telah terlaksana sampai pada kali ke 122,” tegasnya.

Sasaran Fisik, Non-Fisik

Sebagai informasi, TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu berlangsung di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Palasa dan Parigi Utara.

Di Kecamatan Palasa, dilaksanakan di Desa Bambasiang, dengan sasaran fisik, selain cutting-an jalan sepanjang 610 meter dan lebar 1,5 meter juga ada pembangunan dueker plat panjang 2 meter dan lebar 5 meter.

Sasaran fisik lainnya adalah pengecatan jembatan, normalisasi sungai, pemasangan bronjong, pembangunan intake dan perbaikan jaringan pipa air bersih sepanjang 480 meter, rehab RTLH, dan pembangunan jamban 2 unit.

Sementara di Kecamatan Parigi Utara, tepatnya di Desa Sakinah, sasaran fisik berupa pembuatan sumur bor.

Adapun sasaran nonfisik di antaranya pemasang KB gratis, penyuluhan stunting, sosialisasi mitigasi bencana, penyuluhan bela negara, wawasan kebangsaan (wasbang), hukum dan kamtibmas, juga pertanian ketahanan pangan, pelayanan publik dan kependudukan, 

Selain itu juga ada program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, MSc, berupa TNI Manunggal Air, penanaman 3.000 pohon, rehab RTLH. MCK jambanisasi, penurunan angka stunting, dan pembersihan lingkungan. Serta sasaran tambahan, perbaikan jembatan.

Juga ada bantuan dari Pemda, 19 bungkus bibit jagung dan 250 buah tanaman penghijauan.

Tim Wasev Brigjen TNI Agus Firman Yusmono
Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu Kol Inf Rivan Rembudito Rivai mendampingi Tim Wasev Brigjen TNI Agus Firman Yusmono SIP, MSi, yang meninjau progres pelaksanaan program TMMD

Dampak Positif TMMD

Sasaran TMMD ke-122 tuntas dikerjakan dan tepat waktu.

Hal itulah yang membuat saya bisa tersenyum lebar.

Senyum itu semakin melebar ketika kerja keras diapresiasi Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Mabes TNI AD yang diketuai oleh Brigjen TNI Agus Firman Yusmono SIP MSi saat meninjau progres pelaksanaan program TMMD ke-122 di Kodim 1306/Kota Palu di Desa Bambasiang.

Ia pun langsung memuji semua sasaran dikerjakan dengan baik dan  berjalan sesuai target serta memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.

Dia juga mengungkapkan kepuasannya atas kerja sama yang solid antara TNI dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di daerah terpencil.

Program TMMD ini mencerminkan semangat gotong royong dan sinergi antara TNI dan masyarakat. Kami melihat kemajuan yang sangat baik di Desa Bambasiang, dan optimis bahwa hasil dari program ini akan berkelanjutan,” katanya.

Dan kini, saya juga bisa tersenyum lepas, melihat wajah-wajah bahagai warga Bambasiang, yang siap menatap masa depan lebih baik.

Semua yang kini terbangun dalam proyek TMMD ke-122 Kodim 1306/Kota Palu ini akan menjadi pengingat, betapa ratusan prajurit dari TNI AD pernah berjibaku, membangun desa ini.

Dampak positif dari keberadaan TMMD ke-122 semoga akan terus berkelanjutan seperti harapan Tim Wasev.

Seperti pembangunan cuttingan jalan dan jembatan mampu mendukung percepatan pembangunan infrastruktur  guna meningkatkan  perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan dari hasil pertanian dan perkebunan.

Begitupun rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.

Penyuluhan wasbang dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme, salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks. 

Begitupun penanaman pohon,  menjadi wujud kepedulian lingkungan.

Kegiatan bukan hanya untuk menghijaukan wilayah saja, melainkan mencegah erosi dan memperkuat bantaran sungai. Dan pembangunan sumur bor, untuk membantu ketersedian air bersih bagi warga, khusunya di wilayah yang sangat kekurangan air saat musim kemarau.

Setelah semua kerja keras, sekali lagi saya membalikkan badan, menatap kembali jalanan yang terbentang membelah pepohonan cengkeh

Sekali lagi, senyum saya terkembang, merasa optimistis kehidupan di Bambasiang akan menjadi lebih baik.

Perjuangan membangun desa ini sudah sampai di ujung, dan siap meninggalkan desa ini dengan kemenangan. (*/)

 

Tulisan Kolonel Inf Rivan Rembudito Rivai, Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu 

 

 

 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas