Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dorong Kesadaran Kesehatan Reproduksi, FK Universitas Negeri Malang Gelar PROTEKSI di SMKN 2 Malang
FK Universitas Negeri Malang menggelar program PROTEKSI di SMKN 2 Malang untuk mendorong kesadaran kesehatan reproduksi dan pendidikan berkualitas.
Editor: Sri Juliati
Oleh: Nina Rini Suprobo
Dosen Kebidanan FK Universitas Negeri Malang (UM)
TRIBUNNEWS.COM - Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang (UM) dan SMKN 2 Malang sukses menggelar program edukasi dan konseling bertajuk PROTEKSI, Senin (28/10/2024).
PROTEKSI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
Program yang bertujuan membentuk duta sebagai tutor sebaya ini dipimpin oleh Dr Moch Yunus dengan dukungan tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dessy Amelia, Nina Rini Suprobo, Tiara Devi, dan Ratnaduhita Fikrah Athallah.
Program ini merupakan kolaborasi dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (UM).
Didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, program PROTEKSI berfokus pada upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 3, "Kehidupan Sehat" dan nomor 4, "Pendidikan Berkualitas".
Program PROTEKSI di SMK Negeri 2 Malang terbagi dalam beberapa tahapan penting yang bertujuan mengedukasi, membekali keterampilan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan reproduksi remaja.
Berikut rincian kegiatan utama yang dilaksanakan dalam program PROTEKSI selama 17 September hingga 28 Oktober 2024.
1. Pada pertemuan pertama yang digelar Selasa (17/9/2024), tim pengabdian memberikan pengenalan mendalam tentang anatomi dan fisiologi tubuh remaja.
Materi ini mencakup pentingnya menjaga kesehatan fisik melalui aktivitas yang tepat serta edukasi tentang consent atau persetujuan dalam hubungan sosial.
Pengenalan ini disambut antusias oleh para siswa, yang mulai menyadari pentingnya pemahaman tubuh dan batasan pribadi.
2. Pada pertemuan kedua, Kamis (19/9/2024), fokus pelatihan beralih ke kesehatan reproduksi dan seksual, dengan topik yang mencakup Infeksi Menular Seksual (IMS), risiko HIV/AIDS, tantangan kehamilan remaja, serta isu gender.
Diskusi terbuka diadakan sehingga memungkinkan para siswa berbagi pandangan tentang peran keluarga dalam mendukung kesehatan reproduksi.
Diskusi ini menjadi sarana penting bagi siswa untuk mengeksplorasi informasi tentang kesehatan reproduksi dan mendorong mereka untuk merencanakan hidup sehat dengan lebih matang.
Baca juga: Pentingnya Kesadaran Tentang Kesehatan Reproduksi dan Pemahaman Tentang KB Bagi Calon Ibu
3. Sementara pada pertemuan ketiga yang dilakukan pada Selasa (24/9/2024), siswa diajarkan teknik peer teaching.
Teknik ini mengajarkan mereka menjadi pendengar aktif serta fasilitator yang efektif.
Pelatihan ini bertujuan membekali siswa agar mampu menjadi komunikator yang baik dan mentor bagi teman sebayanya, menciptakan jaringan komunikasi yang saling mendukung dalam isu-isu kesehatan.
Sesi selanjutnya adalah pemberian materi kesehatan reproduksi remaja oleh dosen FK UM, dr Dyta Loverita.
4. Pada Kamis (26/9/2024), digelar pelatihan teknologi melalui platform Canva.
Dalam pelatihan ini, siswa diperkenalkan pada cara mendesain materi edukatif menggunakan aplikasi Canva, sehingga mereka dapat menyampaikan informasi dengan lebih menarik dan mudah dipahami.
Kegiatan bertajuk Kreatif dengan Canva: Membangun Keterampilan Pendidikan Sebaya dan Konseling Sebaya ini diikuti dengan penuh antusiasme.
Siswa berhasil menciptakan poster dan materi edukasi yang kreatif dan visualnya menarik, yang nantinya digunakan dalam kegiatan penyuluhan sebaya.
5. Selanjutnya, pada Selasa-Rabu (8-9 Oktober 2024) diadakan roadshow PROTEKSI yang merupakan puncak dari pelatihan peer teaching.
Para siswa terlatih melakukan penyuluhan di berbagai kelas. Dalam kegiatan ini, para duta PROTEKSI menggunakan metode diskusi kelompok dan permainan peran untuk memperkenalkan konsep kesehatan reproduksi.
Mereka mampu mengomunikasikan materi dengan baik, yang kemudian diikuti dengan evaluasi yang menunjukkan peningkatan pemahaman teman-teman mereka.
Ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran kesehatan secara menyeluruh di sekolah.
6. Terakhir pada Senin (28/10/2024) dilakukan pengangkatan Duta PROTEKSI sebagai Tutor Sebaya.
Dalam upacara resmi pada 28 Oktober sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda, para duta PROTEKSI diangkat sebagai mentor dan peer educator bagi siswa SMKN 2 Malang.
Para duta sejumlah 45 siswa, yang dilengkapi dengan rompi dan tanda pengenal, diharapkan menjadi sumber informasi dan dukungan bagi teman-teman mereka sekaligus melindungi hak-hak siswa terkait kesehatan dan kesejahteraan.
Mereka diberi tugas utama untuk menyebarkan pengetahuan yang telah mereka peroleh, menjadi teladan dalam menjaga kesehatan reproduksi, dan aktif mendukung siswa lain agar lebih berani berbicara tentang isu-isu kesehatan yang krusial.
Ketua pengabdian masyarakat, Dr Yunus, berharap, program PROTEKSI dapat menjadi model pembelajaran kesehatan reproduksi yang efektif dan dapat diadopsi di sekolah-sekolah lain.
Menurutnya, program PROTEKSI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan remaja, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai agen perubahan di lingkungan mereka sendiri.
"Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, para remaja akan lebih siap menghadapi tantangan kesehatan serta berkontribusi menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung."
"Kami berharap, program ini menjadi langkah awal dalam membentuk komunitas siswa yang lebih peduli, sadar, dan berani menyuarakan kebutuhan kesehatannya," kata dia.
Program PROTEKSI menunjukkan upaya konkrit dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 3 tentang kesehatan dan 4 tentang pendidikan berkualitas.
Dengan adanya duta PROTEKSI di SMKN 2 Malang, para siswa memiliki jaringan dukungan yang kuat, menciptakan iklim sekolah yang tidak hanya berorientasi pada akademik tetapi juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan seluruh siswa.
Kegiatan program PROTEKSI di SMKN 2 Malang telah berhasil mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan pendekatan pemberdayaan melalui peer education.
Melalui kegiatan-kegiatan edukatif dan interaktif, para siswa kini memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai kesehatan mereka sendiri, yang tidak hanya berdampak pada mereka pribadi, tetapi juga pada komunitas mereka.
Kegiatan ini memberikan contoh nyata bagi sekolah-sekolah lain mengenai pentingnya integrasi kesehatan dan pendidikan berkualitas demi mewujudkan SDGs. (*)