Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Sinergi untuk Indonesia Emas : Menghadapi Ekstremisme dengan Harmoni dan Toleransi

Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan sangat penting dalam menjaga harmoni dan mengatasi ancaman ekstremisme

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sinergi untuk Indonesia Emas : Menghadapi Ekstremisme dengan Harmoni dan Toleransi
dok pribadi
AKBP Moh Dofir SAg SH MH, PLT. Kasbudit Kontra Narasi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT Polri  

Oleh :  AKBP Moh Dofir SAg SH MH, PLT. Kasbudit Kontra Narasi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT Polri 

INDONESIA  merupakan negara dengan keragaman etnis, budaya, dan agama, memiliki tantangan dalam upaya mempertahankan persatuan di tengah perbedaan.

Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, ekstremisme menjadi hambatan serius yang harus dicegah semaksimalkan mugkin. Ekstremisme tidak hanya mengancam stabilitas nasional, tetapi juga mempengaruhi toleransi dan harmoni yang selama ini sudah terjalin.

Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan sangat penting dalam menjaga harmoni dan mengatasi ancaman ini. 

Ancaman Ekstremisme bukan hanya isapan jempol semata, bahkan tidak sedikit negara hancur akibat Ekstremisme yang terus menyebar layak virus.

Oleh sebab itu, penting untuk memberikan vaksin dalam hal ini penguatan ideologi pancasila dan moderasi bergama menjadi arus utama agar virus ekstremisme ini tidak tersebar luas hingga merusak generasi bangsa.  

Rusaknya generasi bangsa akibat Ekstremisme berinplikasi pada cacatnya generasi dan muncul generasi yang berpaham Ekstrem yang merugikan bangsa. 

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,  penting memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif mengenai bahaya ekstremisme.

Ekstremisme merupakan ancaman nyanta dan serius terhadap stabilitas negara, kerukunan sosial, dan keberagaman yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia.

Baca juga: Pelibatan Sipil dan Pemberdayaan Perempuan Cegah Paham Ekstremisme di Indonesia

Bahaya ekstremisme tidak hanya berdampak pada aspek keamanan, tapi juga berpotensi merusak nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk itu, langkah strategis yang harus kita dilakukan adalah mengarusutamakan penguatan ideologi Pancasila sebagai rujukan utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, mengajarkan prinsip-prinsip keadilan sosial, persatuan, dan kebhinekaan.  

Hal ini, merupakan jawaban untuk melawan segala bentuk intoleransi dan radikalisme. Dengan memahami dan Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara konsisten, generasi muda akan lebih siap untuk menolak paham-paham yang dapat merusak persatuan bangsa.


Selain itu, penting mengarusutamakan moderasi beragama sebagai bagian dari penguatan ideologi Pancasila. Moderasi beragama adalah sikap untuk menghindari pandangan atau tindakan ekstrem dalam praktik keagamaan, dengan tetap mengutamakan toleransi, saling menghormati, dan persaudaraan antarsesama umat beragama.

Melalui moderasi beragama, masyarakat diharapkan mampu menjalankan keyakinan agama masing-masing tanpa menimbulkan perpecahan atau konflik dengan pihak lain. Ini menjadi langkah kunci dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beragam agama, suku, dan budaya.

Ekstremisme: Ancaman bagi Persatuan dan Toleransi

Ekstremisme, yang muncul dalam berbagai model, acap kali mengakar pada ideologi yang bertentangan dengan prinsip toleransi dan kemanusiaan.

Menurut penelitian, ekstremisme dapat merusak struktur sosial karena menjadi motivasi terjadinya diskriminasi dan menimbulkan ketakutan dalam masyarakat (Ansori, 2022). Dalam konteks Indonesia, ekstremisme sering kali dikaitkan dengan sentimen agama dan politik yang berlebihan, yang tidak hanya menciptakan segregasi sosial tetapi juga mengancam keutuhan bangsa. 

Ekstremisme akan menjadi penyakit atau virus yang menjadi akar utama terjadi benturan sosial dan konflik yang tak berkesudahan hal sudah terjadi dibanyak negara seperi suriah, afganistan dan masihnya banyak yang laiannya. Selain itu ektremisme manjadi ancaman serius terahad keutahuan bangsa, kurukanan sosial dan agama serta dapat mengahapus kebudayaan bangsa indonesia yang terkanal ramah mencintai perbedaan dan harmoni.

Oleh sebab itu, harus ada upaya dan strategi untuk membendung mencegah ektremisme agar indonesia yang rama dan penuh dengan harmoni tidak hilang akibat paham tersebut. 

Pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi ekstremisme melalui berbagai kebijakan dan program deradikalisasi. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Menurut Sugiharto (2023), pendekatan deradikalisasi hanya akan efektif jika didukung dengan pendidikan toleransi sejak dini dan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Harmoni sebagai Dasar Penguatan Identitas Bangsa

Harmoni dan toleransi merupakan fondasi penting dalam mewujudkan Indonesia yang aman, tentram dan damai. Hal ini tercermin dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika,” yang menandaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman.

Menurut Asmara (2023), harmoni sosial dapat tercipta ketika masyarakat memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya saling menghargai perbedaan.

Memahami dan menghargai perbedaan adalah wajud dari harmoni dan cinta terhadap sesama tanpa memandang suku, ras dan agama. Hal ini menjadi citra bahwa dengan harmoni citra bangsa akan semakin berwana layaknya pelangi yang indah sebab terjadi perbedaan warna atau suara piano yang terdengar merdu karena perbedaan irama.

Pendidikan memainkan peran sentral dalam membangun kesadaran akan pentingnya harmoni. Di sekolah, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menolak sikap diskriminatif.

Selain itu, program-program kebangsaan yang melibatkan masyarakat lokal juga menjadi media efektif dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan kerja sama. Program semacam ini, menurut Hidayat (2023), mampu mengurangi potensi konflik di tingkat akar rumput dan memperkuat solidaritas sosial. 

Tidak hanya itu, pemahaman kebudayaan indonesia yang sangat beragam juga tak kalah penting, pendidikan kebudayaan dan cinta tanah air harus menjadi kurikulum utama baik disekolai ataupun unviresitas. Hal ini agar genarasi emas Indonesia mendapat vaksin anti virus ekstremisme supaya kebal terhadap paham teresbut, sebagai kita tahu bahwa generasi bangsa ini merupakan ujung tombak kemajuan dan keberlangsungan bangsa Indonesia  

Sinergi untuk Menghadapi Ekstremisme

Sinergi antar elemen bangsa diperlukan untuk melawan ekstremisme. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri; masyarakat dan organisasi non-pemerintah harus turut serta dalam menjaga perdamaian. Kerja sama antara lembaga pendidikan, tokoh agama, dan komunitas lokal dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan nilai-nilai toleransi (Subekti, 2022).

Ada berapa langkah utama untuk menekan ekstremisme dan mempromosikan toleransi di masyarakat diantaranya,  Pertama, pendidikan memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi.

Kurikulum yang mengajarkan keberagaman dan keterbukaan akan membantu generasi muda menghargai perbedaan dan menolak ideologi ekstremis.

Kedua, pemimpin atau tokoh agama (ustadz, kiyai, gus, pendeta, biksu, bante dll) dapat memainkan peran sebagai pemersatu dengan mempromosikan pesan perdamaian dan moderasi. 

Ketiga, keluarga memiliki peran penting sebagai garis pertahanan pertama dengan membentuk karakter anak-anak melalui pola asuh yang baik dan dialog terbuka.

Keempat, media massa dapat berperan dalam pendidikan dan pencerahan dengan menyajikan berita yang berimbang dan mendidik, serta menghindari penyebaran kebencian.

Terakhir, pemberdayaan ekonomi juga penting untuk mencegah ekstremisme dengan memberikan pelatihan keterampilan dan kesempatan kerja kepada masyarakat. 

Tidak hanya itu, peran media juga sangat penting dalam membentuk opini publik dan memerangi narasi ekstremisme.

Menurut Surya (2024), media harus menyajikan konten yang mendorong semangat persatuan dan memberikan pemahaman yang benar tentang perbedaan budaya serta agama. Dengan adanya informasi yang benar, masyarakat akan lebih kebal menghadapi hasutan yang bisa memecah belah.

Penutup: Menuju Indonesia Emas dengan Toleransi dan Harmoni

Mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak hanya membutuhkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga upaya serius dalam membangun karakter bangsa yang harmonis dan toleran.

Ekstremisme dapat dihadapi dengan pendekatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali mulai dari tokoh agama hingga tokoh pemuda dan lain lain, serta sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan media. Hanya dengan harmoni dan toleransi, Indonesia dapat mencapai masa depan yang damai, makmur, dan bersatu.

Harmoni dan toleransi akan mewujudkan peradaban yang unggul, serta akan menjadi role model dunia dalam membangun bangsa yang damai dan makmur.

Harmoni manjadikan  negara lebih tentram dan damai sendangkan tolenransi menjadikan negara aman dan penuh dengan kasih sayang. Tidak hanya itu, harmoni dan toleransi dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Ketika masyarakat hidup dalam suasana yang saling menghargai dan memahami perbedaan, maka konflik dan perpecahan dapat dihindari.

Setiap individu merasa dihargai dan memiliki ruang untuk berekspresi tanpa merasa terancam.hal ini berinplikasi pada tumbuhnya rasa cinta tanah air yang kuat dan mengakar, serta menumbuhkan semangat gotong royong demi kemajuan bersama.

Pada akhirnya, dengan harmoni dan toleransi, sebuah bangsa dapat mencapai peradaban yang baik dan ungggul, tercapainya kemakmuran yang sejati serta menjadi teladan bagi dunia dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas