NEWSVIDEO: Ikan Sakti di Sungai Janiah Nagari Tabek Panjang
Setidaknya beberapa versi cerita legenda tentang ikan Sungai Janiah
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribun Batam, HADI MAULANA
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sungai Janiah Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumbar sudah lama terkenal memiliki legenda “ikan sati” atau ikan sakti. Di lokasi yang terletak 3,5 km dari sebuah simpang sebelum Pasar Baso di tepi jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh atau 30 Km dari Batu Nan Limo.
Kini dijadikan objek wisata. Sungai Janiah bukanlah sebuah sungai berair jernih, tapi hanya sebuah kolam ikan di belakang sebuah mesjid yang airnya tidak jernih.
Para pengunjung ke sana hanya datang untuk melihat ikan-ikan yang meliuk berenang kian-kemari. Penduduk di sana tidak ada yang tahu jenis ikan yang rata-rata panjangnya satu meteran hingga yang kecil 10 cm. Ikan-ikan tersebut berwarna gelap, berbadan ramping dan panjang.
Orang-orang di sana hanya tahu ikan-ikan tersebut sakti dan sudah ada sejak zaman dulu. Penduduk sekitar memiliki legenda bahwa nenek moyang ikan di sana berasal dari seorang anak perempuan.
Setidaknya beberapa versi cerita legenda tentang ikan Sungai Janiah. Mulai versi dari kutipan buku sederhana karangan Ketua Seksi Pariwisata C. Panggulu Basa yang banyak dijual di kedai-kedai kecil di objek wisata Sungai Janiah. Dan selanjutnya versi dari masyarakat sekitar Sungai Janiah Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumbar.
Asal mula ikan yang ada di Sungai Janiah dari penjelmaan anak manusia yang telah hilang dan tidak berhasil ditemukan oleh kedua orangtuanya. Hingga akhirnya kedua orangtuanya itu mendapatkan mimpi kalau anaknya ada dikolam sungai Janiah menjadi ikan.
"Sudah capek kedua orangtuanya mencari anaknya, namun tetap tidak ketemu. Dan setelah menapatkan mimpi barulah diketahui anaknya itu telah menjadi ikan," kata Herman (61), tokoh masyarakat Sungai Janiah Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumbar, belum lama ini.
Sejak dulu tidak ada yang berani memakan ikan di Sungai Janiah ini, bahkan Belanda dan Jepang tidak berani menjamah ikan ini. "Ikan ini tidak bisa dimasak, sapai kering minyak atau air, ikan ini tetap saja tidak bisa matang," kata Herman.
Jika mati, sebut Herman ikan sakti ini akan dikubur, bahkan untuk ukuran yang besar akan dikapankan selayaknya manusia. "Untuk jenisnya kami tidak ada yang tahu, yang kami tahu ikan ini adalah ikan sakti," ujar Herman.