NEWSVIDEO: Bejana Perunggu 3000 Sebelum Masehi Milik Museum Lampung
bejana tersebut diperkirakan dibuat pada 3000 SM, berasal pada masa prasejarah peninggalan kebudayaan masyarakat Perundagian
Editor: Bian Harnansa
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Di Museum Lampung, yang terletak di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedongmeneng, Rajabasa, Bandar Lampung, memiliki sebuah koleksi benda yang sangat langka, yaitu Bejana Perunggu. Di Indonesia, benda ini hanya ditemukan di tiga lokasi. Yakni di Madura, Jambi, dan Lampung. Dari tiga bejana perunggu itu, dua di antaranya diletakkan di Museum Nasional Jakarta. Sementara satunya disimpan di Museum Lampung.
Tribun Lampung menemui Kasi Pelayanan Museum Lampung, Budi Supriyanto, yang mengetahui sejarah bejana perunggu tersebut. Budi mengungkapkan, Benda yang berasal dari masa pra sejarah ini, ditemukan oleh seorang warga bernama Mujiono, di Desa Sri Monosari, Kecamatan Labuhan Maringgai, kabupaten Lampung Timur, pada tahun 1987 secara tidak sengaja ketika sedang menggarap tanahnya.
“Setelah diteliti, bejana tersebut diperkirakan dibuat pada 3000 SM, atau berasal pada masa prasejarah peninggalan kebudayaan masyarakat Perundagian. kebudayaan perunggu dimulai pada masa perundagian yang dikenal dengan kemahiran masyarakatnya dalam teknik peleburan pencampuran dan penuangan logam,”ujar Budi,” Kamis (9/5/15).
Bejana perunggu yang ditemukan di Lampung ini, Lanjut Budi, merupakan bejana yang bentuknya paling utuh dan bagus dibandingkan dua bejana yang ditemukan di Kerinci, Provinsi jambi dan Asemjaran, Madura. “ Kita lihat bejana ini berbentuk bulat panjang seperti keranjang untuk tempat ikan yang diikatkan dipinggang. Di mana bejana ini dibuat dari dua lempengan perunggu yang cembung yang diletakkan dengan pacuk besi pada sisinya. Jika kita lihat, pada dinding bejana bermotifkan pucuk pakis yang kemungkinan merupakan gambaran dari cacing laut yang dipercaya sebagai makanan dan energi dewa yang muncul setiap setahun sekali,’ungkapnya.
Di Asia Tenggara, campuran perunggu diperoleh dari melebur bersama tembaga dan timah yang digunakan sejak abad ke 7-SM sampai abad ke-3 SM. Budi mengatakan, sampai sekarang, fungsi dari bejana perunggu tersebut, tidak diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan penemuan bejana yang terbatas yang mempersulit proses penelitian lebih lanjut. “Namun kesimpulan sementara ini, fungsi dari bejana perunggu tersebut, berfungsi sebagai wadah air suci sebagai kegiatan ritual di jaman itu,”tutur Budi.
Reporter Tribun Lampung, YOGA NOLDY PERDANA