NEWSVIDEO: Jelang Ramadan Harga Bahan Pangan Naik 20-50 Persen di Jambi
Untuk cabai yang bagus harganya naik dari Rp 12 ribu menjadi Rp 18 ribu, untuk yang standar naik dari harga Rp 10 ribu ke Rp 12 ribu per kilogram.
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Reporter Tribunnews Video, Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Menjelang Ramadan, harga beberapa bahan pokok seperti cabai dan bawang di Jambi sudah mulai naik. Hal ini dikatakan langsung oleh salah satu pedagang di Pasar Angso Duo, Jambi, Tante Alex, Selasa (2/6/2015).
Ia mengatakan, untuk cabai yang bagus harganya naik dari Rp 12 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram.
“Untuk yang standar naik dari harga Rp 10 ribu ke Rp 12 ribu,” katanya.
Kenaikan harga ini menurutnya tak lepas dari kualitas cabai yang dipasok. Ia melihat kenaikan ini sudah merangkak sejak Sabtu (30/5/2015) hingga Selasa ini. “Naiknya Rp 2.000 per kilo sejak Sabtu kemarin,” ujarnya.
Kenaikan ini juga terjadi pada bawang merah. Harga bawang merah yang awalnya Rp 24 ribu menjadi Rp 27 ribu per kilogram. Kenaikan ini juga terjadi dalam jangka waktu Sabtu hingga Selasa ini. Tante Alex mengatakan, penyebabnya adalah tersendatnya distribusi bawang Jawa.
Bawang Jawa menurutnya kualitasnya bagus dan harganya pun murah. Namun karena distribusi tersendat terpaksa bawang dipasok dari Sumatera Barat yang harganya lebih mahal dan menurutnya kualitasnya di bawah bawang dari Jawa.
“Sekarang yang dari Medan pun ambilnya di Padang,” ungkap ibu berkacamata ini.
Kenaikan ini menurutnya memengaruhi sikap pembeli. Pembeli yang awalnya beli satu kilogram sekarang hanya beli seperempat atau pun setengah kilogram. “Yang biasonyo (biasanya) beli sekilo jadi setengah, seperempat,” ucapnya.
Hal ini juga diakui oleh Yandi, sesama pedagang cabai di Pasar Angso Duo. Kenaikan harga cabai menurutnya merangkak dari yang awalnya Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu, hingga sekarang ia sendiri mematok harga Rp 20 ribu per kilogram. Ini berbeda dengan Tante Alex yang mengatakan kenaikan sampai Rp 18 ribu.
“Cabai rawit sendiri awalnya Rp 24 ribu per kilo jadi Rp 28 ribu karena semalam masuk barang baru,” kata Yandi.
Yandi juga mengakui perubahan jumlah pembelian dari pelanggan. Pembeli yang biasanya membeli 2 kilogram kini hanya ambil satu kilogram. Jumlah pembelian menurutnya menurun.
“Yang biasanya beli duo kilo jadi sekilo. Yang biaso beli sekilo menjadi seperempat atau paling banyak setengah kilogram,” ungkapnya.
Namun ia bisa saja memberi harga murah kepada pembeli. “Kalau pembeli ingin menjual lagi dan membeli dalam jumlah banyak bisalah dapat agak murah,” ujarnya.(*)