Lebih Dekat dengan Musang di Gelaran Lampung Fair
Komunitas Musang Lovers Indonesia Regional Lampung ikut menyemarakan gelaran Lampung Fair tahun 2015.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Komunitas Musang Lovers Indonesia Regional Lampung ikut menyemarakan gelaran Lampung Fair tahun 2015.
Pada stan mereka, komunitas pencinta musang ini mengedukasi masyarakat tentang hewan itu seperti habitat, jenis-jenisnya, makanannya, dan lain-lain.
Tampak masyarakat yang melewati stan yang berada pada gedung Hall B tersebut, senang dengan kehadiran stan binatang yang lucu tersebut.
Ada yang ingin mengajak berfoto, ada yang bertanya-tanya tentang binatang musang, bahkan ada pula yang ketakutan mendekati binatang yang berasal dari suku Viverridae tersebut.
Ketua Musang Lovers Lampung, Ridho mengatakan ternyata masih banyak masyarakat di Lampung yang belum pernah melihat langsung binatang musang.
"Tadi banyak yang tanya-tanya di stan kami kalau itu binatang apa, malah ada yang bilang beruang segala. Nah di sinilah kami mencoba mengenalkan secara langsung binatang ini," katanya, Minggu (13/9/15).
"Di sini ada tiga jenis musang yang kami pamerkan, yaitu musang pandan, musang akar, dan musang bulan. Semuanya memiliki karakter dan perbedaan masing-masing," ujarnya.
Untuk musang akar, lanjut Ridho, ciri-cirinya ia memiliki warna tubuh ke abu-abuan, bentuk mukanya lucu dengan moncong yang lebih mancung dan memiliki ekor yang panjang dibandingkan musang bulan dan pandan.
“Di Indonesia, musang akar ini habitatnya ada di Sumatera, Kalimantan, Bangka, Jawa, dan beberapa pulau kecil di Indonesia,”ujar Ridho, Minggu (13/8/15).
Ia mengatakan, dari beberapa jenis musang yang hidup di Lampung, musang akar merupakan jenis musang yang saat ini populasinya paling sedikit dan sudah dikatakan menuju titik langka.
“Sekitar setahun yang lalu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, telah mendata populasi dari musang akar itu sendiri, dan ternyata, binatang ini dialam liar Lampung, populasinya tinggal 300-an ekor saja,” ujarnya.
Lalu pada musang bulan, lanjut Ridho, memiliki ciri-ciri tubuh yang lebih besar dibandingkan kedua musang yang dipamerkan.
Ciri-ciri lainnya pada ujung ekornya terdapat corak warna putih.
”Musang bulan ini merupakan salah satu jenis yang sering digunakan untuk memproduksi kopi luwak. Lalu pada musang pandan, tubuhnya memiliki ciri berwarna abu-abu bertotol hitam, dan sesuai dengan namanya, musang pandan ini jika sedang memasuki musim kawin, mereka akan mengeluarkan wangi pandan dari tubuhnya. Musang pandan ini paling banyak terdapat di perumahan warga seperti tinggal di atap-atap rumah penduduk,” tuturnya.
Ridho menambahkan, dengan adanya komunitas musang lovers Indonesia, mudah-mudahan masyarakat dapat lebih mengenal lagi, dan tidak asal membunuh binatang itu.
“Hewan musang sebenarnya merupakan binatang yang dapat dipelihara seperti kucing, dan bahkan kesetian terhadap tuannya sama seperti kesetiaan binatang anjing,” tuturnya. (*)