Apel Tolak Radikalisme-Terorisme dan Narkoba Dihadiri 15 Ribu Orang
Terorisme ini memang ditujukan untuk menimbulkan ketakutan kepada masyarakat
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan RI menggelar apel di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/1/2016).
Acara bertajuk 'Apel Kebhinekaan Lintas Iman Bela Negara' tersebut dihadiri sekitar 15 ribu orang dari berbagai organisasi kemasyarakatan.
Organisasi-organisasi tersebut di antaranya, Banser NU dan WALUBI.
Selain organisasi kemasyarakatan (Ormas), sejumlah menteri kabinet kerja, tokoh partai politik, dan musisi juga turut hadir, di antaranya: Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dan Musisi Ahmad Dhani.
Dalam apel yang digelar layaknya upacara pengibaran Bendera Merah Putih tersebut, Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menjadi inspektur apel.
Dalam memberikan amanat sebagai inspektur upacara, Mantan Kepala Staff TNI AD itu mengimbau kepada masyarakat, untuk tidak perlu takut menghadapi peristiwa teror, seperti yang terjadi di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis lalu.
"Terorisme ini memang ditujukan untuk menimbulkan ketakutan kepada masyarakat, namun demikian saya pesankan, agar kita tidak perlu takut," katanya.
Lelaki kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 65 tahun lalu itu juga mengingatkan pentingnya kebersamaan yang kuat antar sesama rakyat Indonesia untuk melawan terorisme.
"Yang perlu diutamakan adalah terbangunnya kebersamaan yang kokoh/kuat di antara kita," tambahnya.
Menurut Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, apel tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang berbeda-beda tetapi tetap bisa hidup berdampingan secara damai.
"Bangsa Indonesia itu hakekatnya adalah beragam, kita itu hakekatnya adalah majemuk, itulah yang kemudian dibungkus dalam kebhinekaan," katanya.
"Itulah kenapa apel ini adalah apel kebhinekaan yang dihadiri oleh semua, tidak hanya lintas iman saja sebenarnya, tetapi juga berbagai etnis, suku , dan lain sebagainya." tambahnya.