Lonceng Dibunyikan, Seluruh Polisi dan Staf pun Keluar Ruangan Mengarahkan Senjata
Belasan anggota polisi lalu lintas dan dua mobil sedan lalu lintas keluar dari Mapolres dengan laju kecepatan tinggi.
Editor: Mohamad Yoenus
"Sekali lagi, kepada seluruh anggota agar menjauh dari lokasi, kami indikasikan ada bom akan meledak,” ucap seorang anggota Bimas melalui pengeras suara.
Informasi tersebut lantas membuat para polisi menjauhi lokasi.
Sebagian lainnya, para Polwan terlihat sembunyi di balik vas bunga berukuran besar yang berjajar di sepanjang ruangan.
Termasuk para wak media dilarang mendekat ke lokasi.
Di sela itu, puluhan pasukan brimob yang sudah menggunakan rompi anti peluru sambil menenteng senjata laras panjang bergerak ke belakang Mapolres, tempat kawanan teroris meletakkan bom.
Tak lama kemudian, tim gegana turun tangan untuk menjinakkan bom di sebuah gedung yang sudah diberi garis polisi.
Sekitar 10 menit kemudian, bom berhasil dijinakkan. Tim identifikasi kemudian datang untuk mengidentifikasi sidik jari dan identifikasi lainnya.
Hari itu, ternyata tidak hanya Mapolres Tuban saja yang diteror bom.
Kapolres Tuban, AKBP Guruh Arif Darmawan mengungkapkan, ada tiga teror yang dilakukan kawanan teroris.
Lokasi pertama, kawanan menembakkan senjata api ke arah polisi yang bertugas di dalam Mapolres.
Kedua, bom di dalam Mapolres dan bom di sekitar alun-alun Tuban.
Namun, jangan mengira peristiwa itu sungguhan.
Tindakan yang dilakukan anggota polisi Tuban itu hanya simulasi untuk mengantisipasi teror para teroris yang akhir-akhir ini dikabarkan akan menyerang di berbagai wilayah di Indonesia.
“Simulasi ini kami laksanakan untuk antisipasi kejadian yang tidak kami inginkan. Sebelumnya kami sudah memberikan (materi) penanganan untuk menguji kemampuan anggota , termasuk regulasi, taktik dan teknik yang beberapa hari lalu kami lakukan,” kata Guruh.
“Hari ini, Alhamdulillah kami lakukan pengamanan Mako dari serangan pihak luar, termasuk seandainya ada barang-barang yang dicurigai seperti bom. Diharapkan, kegiatan ini memberi kemampuan kepada anggota supaya tidak binugung ketika ada peristiwa nyata,” pungkasnya. (*)