Lahir Tanpa Anus dan Alat Kelamin, Ibunda Rafi: Saya Tak Akan Menyerah dan Terus Berjuang
Dibalik senyum dan tawa, ada sesuatu yang cukup membuat banyak orang tercengang.
Editor: Mohamad Yoenus
"Saat diagnosa awal katanya baik-baik saja, dokter bilang setiap USG anaknya laki-laki, tapi pas begitu lahir kondisinya seperti ini," ungkap Lyra.
Beberapa kali Rafi sempat mengalami kondisi kesehatan yang naik turun.
Di usia sekitar delapan bulan, Rafi kembali menjalani operasi keduanya.
Rafi terpaksa menjalani operasi karena ia mendapati kotoran Rafi agak berbau tak sedap dan kondisi tubuhnya kurang sehat.
"Operasi kedua sebenarnya penutupan kantung kemih. Dokter masuk pukul 11.30 WIB dan keluar pukul 15.30. Seharusnya mungkin hanya dua jam saja, tapi kenapa ini lama banget. Pas saya tanya ternyata benar ada pembusukan di ususnya," tuturnya.
Rafi harus menjalani recovery selama satu bulan di rumah sakit.
Kini, Rafi sudah berusia 2 tahun enam bulan.
Sehari-hari ia harus mengenakan pampers serta colostomy bag atau kantung penampung kotoran.
Sesekali kadang Rafi mengeluh sakit saat buang air kecil atau besar.
Malah pernah Lyra mendapati ada darah keluar dari saluran pencernaan akhir saat anaknya buang air besar.
"Dalam setahun, Rafi 14 kali dirawat dan dua kali dioperasi. Semua yang saya lalui ini gak akan pernah buat saya menyerah dan terus berjuang untuk Rafi," ucap Lyra tegar. (*)