Balai Benih Targetkan 2 Juta Benih Ikan Lokal
Memasuki tahun 2016, Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, menargetkan menghasilkan dua juta benih ikan lokal.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Muhammad Elhami
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN - Memasuki tahun 2016, Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, menargetkan menghasilkan dua juta benih ikan lokal.
Keyakinan bakal mencapai target tersebut disampaikan Kepala Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau Ilmi Arifin.
Menurutnya Ilmi target yang sebenarnya diberikan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Balangan adalah 1,2 juta benih ikan.
"Kami sendiri menetapkan dua juta benih ikan akan tercapai," tegasnya penuh keyakinan.
Dijelaskannya, untuk mewujudkan target tersebut kini Balai Benih sudah menjalankan sistem budidaya dengan sistem bioflok, awalnya memang untuk komuditas ikan nila dan papuyu saja, namun kini bakal dikembangkan menjadi lima komoditas.
"Nila, lele, patin, papuyu, dan baung bakal dijalankan dengan sistem bioflok, karena komuditas ini yang paling banyak permintaan," jelasnya.
Dirinya menjelaskan sistem budidaya Bioflok adalah sistem budidaya pada tebar menggunakan bakteri, dimana dalam kerjanya flok bisa melalui media air ataupun pakan.
"Menggunakan bakteri ditebar di air atau di pakan, nah bakteri inilah yang akan mengubah kotoran ikan menjadi pakan lagi, sehingga bisa dikonsumsi kembali oleh ikan," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sistem ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan air saat musim kemarau, dulu sebelum dengan sistem ini sering mengalami kendala sulitnya air.
Tak hanya mengandalkan sistem bioflok, pihaknya lanjutnya ditahun ini juga melakukan perbaikan 10 kolam dengan anggaran Rp 1,3 Miliar melalui dana DAK.
"Kemudian Rp 1,4 Miliar untuk pembelian 30 kolam bioflok, satu kolamnya berdiameter tiga dan mampu menampung 50 sampai 60 ribu bibit," ungkapnya.
Masih menurutnya, barusan Balai Benih juga mendatangkan jenis lele mutiara sebanyak 80 ekor, ternyata lele mutiara ini baru pertama kali didatangkan di Kalsel hanya di Balangan.
"Untuk Kalsel baru pertama di Balangan mendatangkan indukan lele mutiara, kelebihannya tidak kanibal saat pembibitan dan cepat besar," katanya. (*)