Keseruan Trail Adventure di Kebun Pala dan Kopi Ungaran
Rombongan yang berjumlah 17 orang sarapan sembari minum kopi, ada juga yang memeriksa kondisi kendaraan sebelum adventure.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Penggemar olah raga ekstrem trail adventure tidak hanya dari kalangan anak muda.
Di klub trail Pendawa Motor Semarang, malah mayoritas yang menjadi anggotanya sudah berumur.
Meski tak muda lagi, bukan berarti mereka tak bisa menaklukkan medan ekstrem.
Justru setiap adventure, medan yang dipilih selalu ekstrem. Bahkan terkadang ada anggota klub trail adventure lain yang ikut bergabung setiap adventure dibuat tercengang.
"Ya anggotanya memang begini, ada yang muda ada juga yang sudah tua. Tapi fisiknya masih 17 tahun semua," ujar pentolan klub trail adventure Pendawa Motor, Alberto, berapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Nyo ini mengatakan, olah raga ini memang membutuhkan stamina ekstra.
Terlebih apabila melewati jalur yang terbilang terjal.
"Makanya sebelum adventure, diusahakan istirahat total agar stamina bisa terjaga," kata Nyo.
Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis, berkesempatan mengikuti kegiatan trail adventure Pendawa Motor.
Berangkat dari basecamp Pendawa Motor di Jalan Hasanudin, rombongan menuju ke kawasan wisata hutan Tinjomoyo.
Di lokasi ini, rombongan berhenti sejenak di depan pintu masuk kawasan wisata hutan Tinjomoyo, Gunungpati, Kota Semarang.
Rombongan yang berjumlah 17 orang sarapan sembari minum kopi, ada juga yang memeriksa kondisi kendaraan sebelum adventure.
"Tekanan angin dicek, tidak boleh terlalu keras. Rem, kopling, dan suspensi dicek kembali sebelum memulai adventure," ujar Nyo.
Perut kenyang, mata mulai segar setelah menyeruput kopi hitam dan sepeda motor trail berbagai merk itu juga dalam kondisi baik, rombongan menuju ke dalam hutan.
Sekitar 300 meter dari pintu masuk hutan, para pemain trail adventure ini langsung disambut sebuah tanjakan curam setinggi 15 meter.
Bagi anggota klub Pendawa tanjakan ini bukanlah halangan yang berarti, namun bagi wartawan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan trail adventure, tanjakan curam itu membuat ciut nyali.
Beruntung, rombongan saling mendukung dan membantu satu sama lain.
"Harus saling bantu, itu prinsip dasarnya. Tidak boleh jalan kalau masih ada satu orang yang belum melewati rintangan," kata Nyo.
Berhubung motor yang digunakan wartawan jenis trail bermesin dua tak, Nyo menyarankan agar posisi putaran mesin (RPM) saat menanjak harus tetap terjaga.
"Usahakan mesinnya tetap di RPM tinggi dan jangan nge-push kopling. Dibuka saja," ujar Nyo yang menunggu di ujung tanjakan.
Berhasil, rintangan pertama dilewati tanpa ada kendala.
Setelah tanjakan itu, jalur yang dilewati mulai dari hutan, pinggir jurang, hingga kebun jati.
Tak terasa rombongan sudah tiba di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Di lokasi ini, trabaser, sebutan bagi pemain trail adventure, masuk ke kebun pala.
Jalan tanah yang lembab licin menjadi tantangan tersendiri bagi para trabaser.
"Salah dalam pemilihan ban juga berisiko jatuh, apalagi kalau tanahnya padat dan lembab, pasti semakin licin," katanya.
Selain padat dan licinnya tanah kebun pala, tanjakan yang lebih terjal setinggi kurang lebih 50 meter harus ditaklukan.
Satu persatu trabaser menaiki tanjakan di sela sela pohon pala ini.
Ada yang berhasil, tapi tak sedikit juga yang terjatuh.
Bahkan ada yang sampai harus mengulang menaiki tanjakan itu hingga empat kali.
"Saya empat kali baru berhasil, tiga percobaan pertama gagal, jatuh," ujar trabaser bernama Yance.
Sesampai di puncak tanjakan, beberapa motor mengalami kerusakan akibat terjatuh saat menaiki tanjakan.
Tapi kerusakan itu langsung bisa dibenahi lantaran spare part cadangan sudah disiapkan dari awal.
"Kunci kunci harus lengkap, dan yang paling penting spare part cadangan. Utamanya tuas rem depan belakang dan tuas kopling. Yang ini paling sering parah apabila terjatuh," kata Nyo.
Sembari motor yang rusak dibenahi, sebagian diantaranya beristirahat di antara rimbunnya pohon pala.
Motor yang rusak sudah kembali normal, perjalanan dilanjutkan. Masih mengitari perkebunan pala di daerah Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Berbagai tanjakan, turunan terjal dilalui para trabaser. Ada yang berhasil, ada juga yang sampai harus jatuh bangun.
"Jangan eman eman sama motor (jangan takut motor rusak), kalau sudah tidak sanggup dan hampir jatuh motor dilepaskan saja. Cari posisi jatuh yang baik, keselamatan lebih utama. Motor rusak masih bisa dibenahi," kata trabaser lain, Budi.
"Kuncinya saat menaikki tanjakan, RPM mesin harus dijaga jangan sampai turun dan jangan mainkan kopling," timpal trabaser bernama Joko.
Keluar dari kebun pala, melewati pinggir jurang yang dipenuhi semak belukar, rombongan masuk ke kebun kopi. Kali ini mendannya tidak menanjak, tapi turunan curam.
Dalam kondisi turunan terjal seperti ini, para trabaser dituntut untuk konsentrasi pada bagian pengereman. Salah sedikit memainkan rem bisa berakibat fatal.
"Kombinasi rem depan dan belakang harus pas. Memainkan rem juga tidak asal injak atau tarik tuas rem, jangan sampai ban jadi selip pasti terjatuh," kata Nyo.
Meski terjal, namun turunan di kebun kopi ini tak memakan "korban".
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00. Rombongan keluar dari kebun kopi dan masuk ke perkampungan di Kabupaten Semarang.
Beristirahat sejenak di sebuah warung makan sambil mengisi perut yang keroncongan, setelah itu rombongan trabaser ini kembali ke basecamp Pendowo Motor di Jalan Hasanudin, Kota Semarang. (*)