Usung Konsep Layang-layang, Ivan Gunawan Gandeng Dua Desainer Berbakat
Di Ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2016, Ivan Gunawan menggandeng dua desiner lokal.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer kondang Ivan Gunawan menggandeng desainer aksesoris dan sepatu untuk sukseskan gelaran fashion show 'Jajaka' dengan tema 'Layang-layang' pada ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2016, di Ballroom Harris Hotel & Conventions, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (7/5/2016).
Desainer tersebut yakni seorang desainer aksesoris bernama Novi Susanto yang memiliki label The Theme, serta seorang lagi merupakan desainer sepatu asal Bandung, Aad Kuniadi yang memiliki label Chiel.
Ivan Gunawan diketahui memang kerap bekerjasama dengan desainer dari bidang yang lain.
Untuk kali ini, ia melirik desain koleksi 'Behind the Great Wall' dari The Theme yang berhasil mencuri hatinya untuk segera meminang label aksesoris tersebut berkolaborasi dalam rancangan Jajaka.
The Theme kemudian setuju dengan tawaran Ivan Gunawan, kemudian terciptalah luluhan aksesoris unik berbentuk kalung, bros, serta topi untuk melengkapi tampilan para model Jajaka di atas catwalk.
Selain The Theme, desainer yang memiliki niat untuk menikah dalam waktu dekat tersebut turut mengajak label sepatu Chiel yang digawangi oleh Aad Kuniadi untuk bergabung dalam program tersebut.
Chiel menawarkan gaya klasik dengan nuansa masa kini yang cocok dengan citra pada busana layang-layang.
Gayung bersambut, Ivan kemudian jatuh cinta dengan konsep desain yang ditawarkan Aad, ia pun menyetujui pembuatan sepatu-sepatu putih dengan desain oxford yang memiliki flatform di bagian bawah sepatu.
Ada juga sepatu sandal dengan desain silang yang khusus dibuat untuk para lelaki yang ingin memantaskan dengan koleksi layang-layang.
Desain dari The Theme dan Chiel sangat memiliki karakter yang mewakili desain terbaru Jajaka.
Melalui karya terbaru yang diberi nama Jajaka, Ivan mencoba menghadirkan filosofi layang-layang dan membagi karyanya dalam 2 tema, yakni Langit dan Bumi.
Pada koleksi bertema Langit, Ivan menggunakan warna biru, putih, serta menggunakan aksen hitam untuk melukiskan kebebasan.
Sedangkan koleksi bertema Bumi menggambarkan keempat pintu, serta menggunakan warna nude, tanah, dan kuning.
Filosofi yang dipetik oleh Jajaka tersebut, berdasar pada filosofi arsitektur bangunan adat Melayu Riau, berupa hiasan yang terdapat pada empat sudut dalam cucuran atap.
Bentuk khas trapesium dari layang-layang kemudian dituangkan menjadi motif pada busana, khususnya pada koleksi pria. (*)