Tengok Pabrik Pembuatan Kayu Arang di Desa Ranggang, Produknya Disukai di Timur Tengah
Desa Ranggang di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) diproyeksi sebagai kawasan industri kayu arang.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Mukhtar Wahid
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Desa Ranggang di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) diproyeksi sebagai kawasan industri kayu arang.
Rencana itu dilontarkan pimpinan di DPRD Kabupaten Tanahlaut karena kayu arang Desa Ranggang mulai menembus pasar di negera-negara Timur Tengah.
BPost Group menelusuri satu industri pengolah kayu arang di Desa Ranggangdalam, Kecamatan Takisung.
Industri pengolahan arang yang disambangi merupakan milik Herkani (52), warga Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut, Kalsel.
Di atas lahan berukuran 60x25 meter persegi itu, terdapat tujuh tungku atau dapur pengolahan kayu arang. Dua di sisi kiri dan lima di sisi kanan.
Tungku itu bentuknya seragam seperti dengan ketinggian kurang dari dua meter. Saat itu tungku sedang proses pengolahan atau pembakaran.
"Kalau proses pembakaran di satu tungku itu minimal empat pekerja yang memasukan kayu alaban," terang Herkani.
Begitu juga saat pembongkaran dari tungku. Menurut dia, lebih banyak pekerja lebih baik karena cepat selesai.
Proses pembakaran kayu alaban menjadi kayu arang memerlukan waktu maksimal 20 hari. Kemudiap proses pendinginan dibongkar maksimal biasanya satu pekan.
Herkani mengatakan mendatangkan bahan baku kayu arang dari Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah, Kotabaru dan Hulu Sungai Selatan.
"Dulu bahan kayu dekat saja di Asamasam. Kini sudah habis karena lahannya area tambang batu bara. Saya dua tahun mengolah kayu arang di Asamasam Jorong," ujarnya.
Herkani, menjelaskan mengolah kayu arang dari bahan kayu alaban sesuai permintaan pembeli. Sebab kualitas kayu alaban sangat disenangi warga Timur Tengah.
"Sudah ada beberapa pembeli dari Timur Tengah yang datang melihat langsung proses pengolahan kayu arang ini," timpal Husaini, putra Herkani.
Ya, Herkani tak sendirian mengelola industri pengolahan kayu arang tersebut. Tapi dibantu putranya, Husaini (28) selaku pengawas kualitas kayu arang.(*)