Melihat Cara Kerja Jam Matahari di Masjid Agung Surakarta
Di Masjid Agung Surakarta terdapat satu jam yang biasa disebut jam matahari atau jam istiwak atau dalam Bahasa jawa disebut jam gancet.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Di Masjid Agung Surakarta terdapat satu jam yang biasa disebut jam matahari atau jam istiwak atau dalam Bahasa jawa disebut jam gancet.
Jam matahari merupakan cekungan dari kuningan yang terdapat angka-angka dan di atasnya ada besi berbentuk paku dengan posisi horizontal mengarah ke utara dan selatan.
Prinsip kerja jam tersebut adalah menggunakan bayangan dari jarum di atas cekungan.
Bayangan jarum tersebut akan menunjukkan angka yang tertera di atas permukaan cekungan di bawahnya.
"Deretan angka di sisi barat itu angka 12-6 lalu sebaliknya, di bagian timur, angka 1 sampai 6, jadi kalau matahari pas persis jam 12 dan langit cerah, bayangan jarum akan tepat di tengah tengah di antara deretan itu," ujar Sekretaris Masjid Agung Surakarta Abdul Basid.
Dalam cekungan tersebut terdapat angka-angka, mulai angka 1 hingga 12, jika bayangan paku jatuh di angka tiga berarti itu menunjukkan pukul tiga.
Jam tersebut sekarang memang sudah tidak dipergunakan lagi.
Akan tetapi keberadaannya masih dilestarikan sebagai peninggalan masa lalu dan daya tarik wisata. (*)