Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ziarah di TPU Karet Bivak, Nenek Ini Kebingungan Cari Makam Orangtuanya

Sambil berjalan terseok-seok, dia memanggil beberapa penjaga dan minta dicarikan makam ibunya yang bernama 'Saidah'.

Editor: Willem Jonata

‎Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Een (65) sibuk mencari makam ibunya di salah satu pojok di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2016).

Dia sempat berputar-putar di blok itu, melongok setiap nama di makam dengan muka bingung. Keringat meleleh dari dahi dan lehernya. 

"Kok enggak ada ya," ujar Een yang datang sendirian.

Sambil berjalan terseok-seok, dia memanggil beberapa penjaga dan minta dicarikan makam ibunya yang bernama 'Saidah'. 

Tak ada yang bisa menemukan, sampai seorang lelaki tambun mengorek tumpukan sampah rumput di bagian tengah.

"Ini bu makamnya," kata lelaki tadi. Saidah pun menggeleng.

BERITA REKOMENDASI

"Ya ampun, kenapa jadi begitu. Sampah semua," kata Een.

Seorang penjaga makam lainnya menghampiri. Ia meributkan makam yang sudah 2 tahun tak dijenguk dan tak membayar upah bulanan atau tahunan ke penjaga. Dua lelaki itu bicara dengan nada ketus.  

"Ya gimana pak, saya juga kan tak kerja. Paling nunggu dari anak," ujar Een. 

Pembicaraan soal upah selesai dalam sekejap. Een tak ambil pusing dan tak peduli soal pembayaran bulanan atau tahunan untuk mengurus makam.

Dia memanggil penjaga lain dan meminta agar makam itu cepat dibersihkan. Dua orang datang dengan pacul, menyingkirkan rumput, tanah, dan plastik yang ada di atas makam itu. Een membayar mereka Rp 20 ribu. 


Setelah itu dia mengeluarkan bungkusan hitam dari tasnya. Isinya bunga tabur yang amat sedikit. Saat bunga itu ditabur, makam tak terlihat seperti baru ditaburi bunga. Terlalu sedikit. Dia kemudian menyiram nisan makam dengan air melati. Botolnya ia buang begitu saja disamping nisan. 

Dia kemudian memanggil seorang pendoa untuk membantunya berdoa. Een meminta agar doa itu disingkat saja.

"Tiap tahun saya selalu sendiri kalau ke sini, ini makam ibu saya. Dia lahir tahun 1890 dan meninggal tahun 1975. Saat meninggal usianya 85 tahun," kata Een kepada Wartakotalive.com, Rabu (6/7/2016). 

Sementara itu, TPU Karet Bivak tampak ramai dikunjungi peziarah, siang ini. Mobil berderet parkir di jalanan, motor-motor parkir di teras TPU. Orang jalan berduyun-duyun di dalam makam

Setiap keluarga rata-rata memakai baju dengan warna senada. Ada yang memilih warna merah, cokelat, hijau, dan paling banyak memakai warna putih.(*)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas