Kapal Feri Penyeberangan Tradisional Masih Digunakan Warga Banjarmasin
Hari libur menjadi ladang rezeki sendiri buat pelaku usaha kapal feri penyeberangan tradisional di kawasan Alalak, Banjarmasin.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Hari libur menjadi ladang rezeki sendiri buat pelaku usaha kapal feri penyeberangan tradisional di kawasan Alalak, Banjarmasin.
Seperti Mahyuni yang memiliki satu armada feri tradisional di kawasan Jalan Alalak Tengah, Banjarmasin Selatan.
Armada feri tradisional miliknya seakan tak pernah berhenti mengangkut penumpang dari Alalak Tengah, Banjarmasin ke Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala menyeberang Sungai Alalak.
Tarifnya hanya Rp 2.000 rupiah tiap sepeda motor. Sekali jalan, 10 motor bisa diangkut.
"Alhamdulillah sejak awal Lebaran penumpang terus ramai. Bahkan sampai malam pukul 23.00 masih ada terus penumpang, apalagi akhir pekan dan libur panjang begini. Banyak warga Pulau Sewangi dan sekitarnya yang pergi ke Banjarmasin," ujarnya.
Pelabuhan-pelabuahan feri penyeberangan tradisional sendiri, masih banyak terdapat di wilayah pinggiran Kota Seribu Sungai, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala.
Sejumlah sungai yang jadi pembatas antar kedua wilayah, jadi keuntungan sendiri buat pelaku usaha ini.
Di kawasan Alalak Tengah, Banjarmasin Utara misalnya, sedikinya ada sembilan pelabuhan feri tradisional yang masih berdiri dan aktif hingga sekarang.
Menyeberangkan warga dan kendaraan roda dua dari Kecamatan Alalak, Kota Banjarmasin melalui Sungai Alalak ke wilayah Alalak Pulau, Pulau Sugara, Pulau Sewangi,Tamban. (*)