Berpetualang Sehari Bareng Chevrolet Trax LTZ Turbo
Yang bikin beda adalah kehadiran colokan listrik 230 volt. Selama perjalanan bisa ngecas laptop, bikin kopi, sampai menyetrika baju.
Penulis: Fajar Anjungroso
Editor: Willem Jonata
Hidup terasa produktif dan enggak harap-harap cemas listrik jauh dari jangkauan.
Bahkan ketika rumah kena giliran pemadaman listrik, Trax bisa disulap menjadi pembangkit listrik cadangan.
Impresi Berkendara
Spec sheet enggak bohong. Power Trax sudah terasa sejak putaran bawah. Jarum RPM tak perlu angka tinggi untuk akselerasi.
Semua itu berkat mesin 1.4 liter turbo yang di atas kertas tenaganya 140 hp dengan torsi 200 Nm yang gampang didapat di putaran rendah.
Transmisi matiknya responsif. Hanya sedikit mengganjal bila masuk ke mode manual.
Perpindahan giginya menggunakan tombol kecil di samping shifter. Butuh penyesuaian dulu saat menggunakannya.
Handling-nya asyik dan akurat. Sangat minim body roll. Hanya bantingannya rada keras karena kaki-kaki disetel lebih rigid.
Lalu hati-hati bila melewati jalan curam. Berpotensi kena gasruk karena bemper depannya sangat rendah.
Ini yang menjadikan ground clearance Trax 157 mm jadi sia-sia. Meski setinggi itu, rada riskan ajak Trax bertualang ke jalanan off road.
Kesimpulan
Trax bisa jadi opsi yang mau tampil beda dan tak pasaran. Dari segi fitur maupun kekuatan mesin, Trax lebih baik dari mobil-mobil lain yang menghuni segmen SUV ini.
Beban pajak kendaraannya pun hanya Rp 4,3 juta. Enggak terlalu memberatkan lah.
Kadang kala lebih value for money bila dibandingkan dengan Honda H-RV 1.8 yang lebih mahal sekian puluh juta dari Trax.
Tinggal bagaimana meyakinkan pasar di sini untuk menyukai Trax. Konsumen di sini memandang mobil bukan sekadar alat mobilitas atau gengsi, tapi berharap nilainya enggak jatuh saat dijual lagi.
Itu pekerjaan rumah General Motors Indonesia.(*)