Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) mengakui bahwa tak mudah menggunakan uang negara.

Hal tersebut disampaikan di kantor redaksi Tribunnews-Wartakota, Jl. Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2016).

Aher menjelaskan, bahwa menggunakan uang negara prosesnya rumit dan tidak boleh ada kesalahan.

Penjelasan mengenai penggunaan uang negara tersebut, ia kontekskan dengan persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 yang akan diselenggarakan di Jawa Barat, 17 September 2016.

Ia mengungkapkan, bahwa kerumitan itulah yang membuat persiapan perhelatan olahraga se-Indonesia itu terkesan lambat.

"Saya sadar semenjak awal situasi itu, ini adalah perhelatan besar. Tapi ketika menggunakan uang negara, APBD memang rada ribet, tidak lincah dan tidak boleh salah," katanya.

"Kan begini, orang namannya mencoba kan boleh salah dong? Namanya orang coba, boleh salah. Nah kalau salah, tinggal diperbaiki. Nah ini tidak boleh salah, rumit tuh. Orang mikir tidak boleh salah, gimana caranya nggak boleh salah. Akhirnya sangat hati-hati, akhirnya ngga jadi," tuturnya.

"Ini akibatnya jadi rada-rada lebih hati-hati. Panitia PB PON juga kan PNS, kita coba juga level duanya dengan non-PNS, meng-chemistry-kannya juga tidak mudah. Ketika kita di beberapa tempat yang satunya swasta, itu laporan keuangan jadi kacau, meskipun prestasinya bagus gitu kan," ujarnya.

"Ketika laporan menjadi kacau, repot pertanggungjawabannya nanti. Prestasinya oke, itulah, swasta kan begitu. Nah kita ada dilema seperti itu, kita tentu terus berjalan," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, PON XIX 2016 yang akan digelar di Jawa Barat akan mempertandingkan 44 cabang olahraga, beberapa di antaranya: Tinju, Bola Basket, Bola Voli, Dayung, dan Renang. (*)