Menengok Warga Kampung Akuarium yang Masih Bertahan di Atas Puing Bangunan
Seiring berjalannya waktu, kawasan di depan Museum Bahari sedikit demi sedikit mulai berubah.
Penulis: Bian Harnansa
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bian Harnansa
TRIBUNNEWS.COM, PENJARINGAN - Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan kawasan yang menjadi poros kegiatan ekonomi serta pertukaran budaya di era kolonial.
Dari situs resmi pemerintah DKI Jakarta, PAsar Ikan atau yang dulunya disebut Vischmarkt dibangun pada tahun 1631 di sebelah timur sungai Ciliwung.
Dari literatur tahun 1919 kawasan Sunda Kelapa dibangun sebuah laboratorium laut. Dari perkembanganya pada 1940 tempat itu pernah ditutup, lalu kembali tumbuh pada 1947.
Tetapi, karena pelebaran taman di depan benteng, maka pasar itu dipindahkan ke sebelah barat sungai Ciliwung pada tahun 1636. Pada waktu itu juga dibangun sebuah dermaga.
Seiring berjalannya waktu, kawasan di depan Museum Bahari sedikit demi sedikit mulai berubah.
Laut yang memisahkan antara kawasan Museum Bahari dengan kawasan Akuarium pun menjadi satu, dengan timbunan tanah yang menjadi daratan di atas laut tersebut.
Akhirnya tahun 60-an kembali mati. Kawasan itu dikenal sebagai kampung Akuarium, sejalannya pertumbuhan kawasan tersebut menjadi padat hingga terdapat lebih kurang 800 rumah di kampung tersebut
Pemprov DKI Jakarta tengah menyusun rencana untuk menjadikan Kampung Akuarium, Luar batang, Pasar Ikan sebagai bagian dari wisata maritim internasional, menjadi tempat destinasi bagi para pelancong.
Senin 11 April 2016, Pemprov DKI mewujudkannya dengan menertibkan bangunan liar di sejumlah kawasan tersebut untuk revitalisasi.
Walau pun sempat mendapatkan perlawanan warga, proses revitalisasi itu berhasil dilakukan.
Kampung Akuarium kini telah rata dengan tanah. Namun sebagian warga memilih untuk bertahan di atas reruntuhan bangunan. (*)