Kisah Pilu 'Layangan Putus', Begini Tips Dari Psikolog Atasi Trauma Pasca Perselingkuhan
Viralnya kisah 'layangan putus' masih membuat heboh jagat maya, begini tips dari psikolog keluarga untuk mengatasi trauma pasca perselingkuhan
Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
Menonton film bisa menjadi hiburan yang baik untuk melupakan sejenak permasalahan rumah tangga.
Tontonlah film-film yang membawa pengaruh baik dan bisa berdampak kepada psikologis untuk memicu hormon kebahagiaan.
5. Menjalani hobi yang anda suka
Permasalahan rumah tangga yang tidak ada habisnya acapkali menyita kegiatan atau hobi yang anda sukai.
Cobalah untuk berkegiatan kembali, menjalani hari-hari dengan berani dan memulai hobimu lagi.
"Kalau dia sibuk melaksanakan kegiatan atau hobi yang dia suka, itu bisa menjadi meringankan bebannya," ujar Adib.
Baca: Begini Klarifikasi Ricky Zainal, Suami Mommi Asf di Kisah Layangan Putus, Sebut Belum Cerai
Baca: Kisah Mahasiswi Tewas Kecelakaan, Barisan Jamaah Salat Jenazah Penuh Karena Cerita Sang Kakak di FB
6. Mengikuti terapi ke ahli
Jika paska perselingkuhan, Anda mengalami gejala sulit tidur, tidak mau makan, semangat jadi menurun itu artinya Anda disarankan untuk mengikuti terapi ke ahli, seperti psikolog.
Jika sudah mencapai gejala yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, maka tingkat stress anda sudah tinggi.
Untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan, maka mengikuti terapi atau hipnoterapi sangatlah dibutuhkan.
Menurut Adib, jika kondisi trauma paska perselingkuhan semakin memburuk, bisa disembuhkan dengan datang ke psikolog.
Konflik rumah tangga bisa terjadi oleh siapa saja, kunci supaya kita tidak menjadi seperti layangan putus adalah wanita harus mandiri dan tidak membebani lelaki.
Dijelaskan oleh Adib, wanita harus bisa menjadi kuat, supaya tidak diinjak-injak lelaki.
"Wanita dan laki-laki harus memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal pendidikan, harkat dan martabat, termasuk juga dalam peluang-peluang pekerjaan.
Karena seringkali laki-laki berani menginjak-injak perempuan karena posisi perempuan dalam posisi yang lemah," ujar Adib.
Adib juga menyarankan wanita agar punya keahlian dan cita-cita.
"Tentunya saya katakan, saya lebih menyarankan bagaimana perempuan harus punya keahlian, harus punya cita-cita supaya para lelaki ini mereka tidak seenaknya sendiri," tuturnya.
(Tribunnews.com/Inza Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.