Hello Pacitan 2016, Ajang Kompetisi Surfing Asia
Sebegitu menantangnya gulungan ombak itu, membuat turis Eropa dan Australia menyebutnya dengan istilah “The Next Bali in Pacitan"
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengacungkan dua jempol buat ajang sport tourism bertajuk Hello Pacitan 2016 “Flaming of the Sea.”
Event yang digelar di Pantai Pancer, Pacitan, 17 – 21 Agustus 2016 ini akan mengangkat Pariwisata di pantai selatan Jawa Timur itu.
Kompetisi berskala internasional ini merupakan kontes tahapan kelima dalam tour Asian Surfing Championships (ASC) 2016 untuk grade 2 divisi pria dan grade 1 divisi wanita.
Surfer-surfer terbaik di Asia akan bersaing menjadi yang terbaik di spot surfing terbaik di Jawa Timur itu.
“Event internasional seperti ini akan mengangkat nama Wonderful Indonesia ke mancanegara. Ternyata ada banyak spot destinasi bahari yang keren. Indonesia kaya akan lokasi surfing yang menantang. Dari Bali, Banyuwangi, Mentawai, Nias, dan kini Pacitan Jawa Timur,” kata Menpar Arief Yahya.
Ombak besar, tinggi dan menggulung panjang hingga radius satu kilometer cukup menggoda surfer-surfer top Asia untuk tampil.
Destinasinya kerap menjadi perhatian wisatawan dunia.
Utamanya para pelancong asing yang memiliki hobi olahraga mengikuti ombak, selancar.
Sebegitu menantangnya gulungan ombak yang menyerupai barrel atau pipa itu, membuat turis Eropa dan Australia menyebutnya dengan istilah “The Next Bali in Pacitan“.
Peselancar kelas dunia macam jawara dunia Bruce Irons bahkan sampai kecanduan menaklukkan ombak di Pacitan.
Lantaran magnet tinggi itu, gawean ini langsung dikeroyok lima kementerian dan satu BUMN.
Dari mulai Kementerian Pariwisata, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dari Pertamina, ada di barisan yang sama.
Semuanya sama-sama memberikan dukungan ke Hello Pacitan.
“Atraksi surfingnya Pacitan itu sudah world class. Tak kalah dengan tempat-tempat lain di dunia. Levelnya memang sudah world class. Karena itu Kementerian Pariwisata hadir di Hello Pacitan,” terang Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kamis (28/7).
Dari paparan Esthy, di Hello Pacitan, Kemenpar mengusung misi mendorong pertumbuhan pasar industri pariwisata Jawa Timur.
Muaranya, mengarah ke peningkatan kunjungan wisatawan nasional dan mancanegara serta meningkatnya kreatifitas usaha atau jasa kepariwisataan masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah.
“Bila Pacitan dilengkapi dengan amenitas yang standar dunia, saya yakin bisa menyedot wisman lebih banyak lagi,” katanya.
Saat ini, Pantai Pancer, Pacitan memang masih kalah tenar bila dibanding dengan Bali.
Tapi, “aroma Bali” sudah terasa di sana.
Pemandangan hilir-mudiknya kendaraan roda dua generasi matic sambil membawa papan surfing yang ditaruh di bagian belakang kendaraan sudah sering terlihat di Pacitan.
Kerumunan orang yang masuk ke tepi laut dan menembus gulungan ombak dengan posisi merebah di atas papan selancar dan mendayungnya ke tengah menggunakan kedua tangan, bukan lagi hal yang aneh.
Karenanya, saat Pacitan ditunjuk menjadi tuan rumah tour Asian Surfing Championships (ASC) 2016, kota kecil di ujung barat Provinsi Jawa Timur itu langsung sumringah.
“Pacitan seperti mendapat berkah dengan menjadi tuan rumah even sport tourism berskala internasional. Ini adalah cara paling cepat dan mudah untuk memperkenalkan Pariwisata Pacitan ke seluruh penjuru dunia,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno.
Benchmarkingnya bisa dilihat dari kesuksesan Sumatera Barat menggelar Tour de Singkarak.
Saat dikemas, dipromosikan, disebarluaskan dan dieksplorasi sensasi pariwisatanya, nama Sumatera Barat langsung naik.
Bahkan jumlah penontonnya, ada di urutan lima dunia untuk kategori balap sepeda.
Nomor satunya, adalah Tour de France (Perancis) yakni 12 juta penonton. Runner up dipegang Giro d'Italia (Italia) dengan 8 juta penonton. Nomor tiganya, Vuelta a Espana (Spanyol) 5 juta penonton.
Urutan empat, dihuni Santos Tour Down Under (Australia) dengan 750.000 penonton. Dan nomor lima dunia, Tour de Singkarak (TDS) 550.000 penonton.
“Bila melihat keseriusan Kementerian Pariwisata dalam merancang promosinya, saya yakin ke depannya pariwisata Pacitan bakal lebih ngetop lagi. Apalagi surfer top seperti Rijal Tanjung, Marlon Gerber dan Pepen Hendrik akan tampil di Pacitan. Ombak di wilayah kami dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia selain Bali,” ujar Wasi.
Untuk menyemarakkan agenda kompetisi, panitia setempat juga menggelar Pacitan Geopark Fair yang akan menampilkan produk-produk unggulan, kuliner tradisional serta seni dan budaya lokal, waktu pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan 17 – 21 Agustus 2016.
Salah satu acara pendamping yang cukup diminati adalah lari merdeka, yang akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2016.
Lari Merdeka merupakan kegiatan yang lari sejauh 5 km dengan rute mengitari kota-kota di Pacitan.
Kenapa dikatakan Lari Merdeka? Karena kegiatan ini bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan ke-71 RI.
Kostum yang digunakan untuk Lari Merdeka 2016 ini adalah kostum bertema kemerdekaan RI.
Selain Lari Merdeka, ada juga Pacitan Geopark Fair dan Pacitanian Tournament.
Kegiatan tersebut ditutup dengan “Make it Bright Environment Friendly Program” yaitu berupa kegiatan gotong royong membersihkan pantai yang telah digunakan sebagai lokasi acara selama empat hari dengan tujuan agar tercipta kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan Pantai di Pacitan.