Heboh, Alun Alun Rangkasbitung Jadi Panggung Hiburan Rakyat
Peringatan hari jadi Lebak ke-188 terasa lebih berkesan dan lebih merakyat. Alun-Alun Rangkasbitung pun berubah jadi panggung hiburan rakyat.
TRIBUNNEWS.COM - Sabtu (3/12) malam, Alun-Alun Rangkasbitung benar-benar heboh. Lokasi yang berdekatan dengan Pendopo Kabupaten Lebak itu menjadi lautan manusia.
Dari penduduk sekitar hingga masyarakat Baduy Luar, semua tumplek blek jadi satu. Peringatan hari jadi Lebak ke-188 terasa lebih berkesan dan lebih merakyat. Alun-Alun Rangkasbitung pun berubah jadi panggung hiburan rakyat.
Sejumlah pejabat yang hadir di acara itu terlihat happy dengan show spektakuler yang dipertontonkan Wayang Ajen.
Dari mulai Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, Sekretaris Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata, Mumus Muslim, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi hingga Ketua DPRD Kabupaten Lebak, Djunaedi Ibnu Jarta, semua terlihat sumringah.
Senyum mengembang langsung terlihat saat pameran seni intalasi dan workshop tentang 1000 wayang golek, suguhan Musik Gamelan Tatalu, pertunjukan kesenian khas Baduy Mapag Semah, persembahan khusus artis cilik Antika Wandandini, artis pop Sunda Yanti Puja serta pesembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang yang dibawakan tim Wayang Ajen yang sering meramu kata-kata Menpar Arief Yahya itu dipertontonkan di hadapan sekitar 5.000 orang yang memadati Alun-Alun Rangkasbitung.
“Bagus sekali. Teknologi multimedia, tata cahaya, tata suara dan tata panggungnya luar biasa. Sosialisasikan Pesona Indonesia, potensi dan kekayaan alam maupun seni budaya, jadi mudah masuk,” tutur Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, Sabtu (3/12) malam.
Penonton juga sangat reaktif. Banyak yang menyimak serius sajian Wayang Ajen yang sudah diakui UNESCO sejak 2010 itu.
Di bagian lucu, penonton juga ikut tertawa spontan. Dari mulai aksi super damai 212, pesan wisata religi 1000 Madrasah yang sedang digeber Kabupaten Lebak, hingga jurus-jurus sakti Menpar Arief Yahya dalam mengembangkan pariwisata Indonesia, semua direspon sangat positif.
“Pesannya sangat kekinian. Wayang Ajen memang menyuguhkan sesuatu yang beda. Ini sangat unik,” sambung Esthy.
Persembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang juga terlihat menarik. Sajian Bungong Jeumpa Aceh, Ondel-Ondel Betawi, Manuk Dadali Jawa Barat, Lir Ilir Jawa Tengah, Poco-Poco Maluku, serta Yamko Rambe Yamko yang dirangkai secara medley menghasilkan sajian yang luar biasa. Rasa kebangsaannya jadi makin terasa.
Semangat Bhineka Tunggal Ika-nya jadi makin menyala.
“Pesannya memang seputar semangat kebangsaan, ‘virus’ pariwisata lewat brand Pesona Indonesia, gerakan Go Digital yang diusung Kemenpar, Bhineka Tunggal Ika dan menjaga keutuhan NKRI,” tutur Wawan Gunawan, dalang wayang ajen.
Kematangan Wayang Ajen yang pernah tampil di 49 negara selama 17 tahun itu benar-benar terlihat.
Warna-warna menarik yang didapat saat manyambar penghargaan untuk penampilan terbaik di Festival de Titeres de Canarias 2009 Spanyol kembali dipertontonkan di Rangkasbitung.
Racikan-racikan show spektakuler saat tampil di Yakutsk, Republik Sakha (Yakutia), Federasi Rusia, 2012 silam juga ikut disisipkan.
Interaksi aktif antara penonton, wayang dan dalang yang sempat diperlijhatkan di Yunani, Belanda, Perancis dan Italia juga tetap diperlihatkan.
Hasilnya? Serta merta tepuk tangan menggema. Pesan filosofi yang disampaikan dalam lakon Dewi Kekembang Arum membuat ribuan penonton terkesima Semua akhirnya sepakat bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, dan mencari peluang untuk tampil sebagai bangsa pemenang.
“Ini seperti perang. Tapi perang yang ini kita terjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Kalau kata pak Menpar Arief Yahya, ya harus 3S. Solid, Speed, Smart,” kata Wawan.
Tuan rumah Lebak yang sedang merayakan ulang tahun ke 188 juga ikut melontarkan pujian. Lewat Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, pertunjukan wayang ajen disebut sebagai upaya melestarikan budaya.
“Pertunjukannya luar biasa. Show budaya seperti ini sangat bagus untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ungkap wanita berkerudung itu.
Tiga hal pun langsung jadi langsung difokuskan Lebak untuk mengembangkan wilayahnya. Selain infrastruktur dasar seperti pendidikan dan kesehatan, sektor pariwisata juga akan digeber di 2017 nanti.
“Khusus pariwisata, fokusnya tiga. Wisata alam, wisata budaya dan wisata religi,” ungkapnya.
Sebagai kawasan yang berdekatan dengan Tanjung Lesung yang sudah ditetapkan sebagai 10 Bali Baru, Lebak memang potensi besar di wisata alam, wisata budaya dan wisata religi.
Wisata alamnya, ada pantai Ciantir Sawarna, tempat wisata terpopuler di Lebak. Selain itu, ada juga Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Kebun Teh Cikuya yang punya panorama seperti Puncak – Bogor, Curug Munding, Pantai Bagedur, Curug Ciporolak, Curug Kumpay, serta Gua Lalay.
“Semuanya indah. Silahkan datang dan berwisata ke tempat-tempat tadi,” ungkap Bupati Lebak.
Wisata budayanya? Lebak punya Baduy yang sudah mendunia. Dan wisata busaya ini, diyakini punya nilia tinggi lantaran di Baduy bisa dijumpai kehidupan alami seperti komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru.
Dan untuk wisata religi, Lebak punya ribuan madrasah dan pesantren yang bisa diandalkan.
“Jumlahnya sekitar 1.200-an. Potensi pariwisata nusantaranya sangat besar karena setiap minggunya ada sekitar 5.000-an orang tua yang menjenguk anaknya di Lebak,” papar Bupati.