Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaleidoskop 2016: Dikira Berakhir, Korpri Malah Eksis Dengan Toktok

Saat ini Korpri tidak bisa lagi menjadi mesin politik seperti dulu karena anggota Korpri harus netral.

zoom-in Kaleidoskop 2016: Dikira Berakhir, Korpri Malah Eksis Dengan Toktok
dok.Kemenpar
Aplikasi Toktok, portal belanja online untuk memenuhi kebutuhan belanja harian dan bulanan PNS seluruh Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) sempat diperkirakan bakal berakhir, dan bersalin rupa menjadi Korps Profesi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia (Korps Profesi ASN). Hal ini seiring dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Bahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi ketika itu mengultimatum bahwa 2015 menjadi tahun yang terakhir 'Korps Batik Biru' menggunakan nama Korpri.

Namun soal penggunaan nama korps, Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) Prof Zudan Arif Fakruloh, SH, MH, punya pendapat lain. Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri ini, ingat akan pesan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disampaikan pada saat audiensi pada bulan Juli 2016.

Saat itu, Wapres Jusuf Kalla berpesan agar nama organisasi profesi terbesar di Indonesia itu tetaplah sebagai Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Alasannya, sejarah Korpri yang sudah sangat panjang, dan sejak 1971 Korpri sudah dikenal masyarakat.

Memang citra Korpri, menurut Zudan, harus terus menerus diperbaiki sesuai dengan dinamika zamannya. Saat ini Korpri tidak bisa lagi menjadi mesin politik seperti dulu karena anggota Korpri harus netral.

Hal ini membawa konsekuensi Korpri mengubah arah perjuangan menuju Korpri yang profesional, netral, dan mensejahterakan anggotanya. Korpri harus lebih berpihak kepada anggota daripada kepada penguasa. Namun, bagi Zudan, perubahan citra bukan dengan cara mengganti nama. "Harus dibuktikan dengan aktivitas nyata," kata Zudan menegaskan.

Jika diganti namanya, namun tidak ada karya nyata, maka percuma saja. Perubahan citra itu bukan persoalan nama, tetapi Zudan menilai merupakan persoalan kerja atau tidak.

BERITA REKOMENDASI

Mantan Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri itu, sangat yakin bahwa 'Korpri yang sudah jauh berubah' semakin dirasakan oleh anggotanya. 'Korpri baru' saat ini bisa dirasakan dengan berbagai inovasi dan loncatan-loncatan kemajuan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pemerintahan, Korpri juga telah berperan menjaga kode etik profesi, standar pelayanan profesi dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju, hal itu pun ikut diadopsi Korpri dengan membangun aplikasi toko online yaitu TokTok.id yang sekarang terus bergerak semakin maju dan besar.

Menurut Zudan, TokTok.id merupakan respons cepat Korpri menjawab tantangan era digital. Plt Gubernur Gorontalo ini dalam setiap kesempatan selalu mengajak seluruh anggota Korpri berani berinovasi dan keluar dari zona nyaman.

Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi pula, Zudan mendorong para ASN membangun zona nyaman baru, dan meninggalkan pola kerja manual beralih ke digitalisasi. "Ketika koneksi diubah pasti dunia berubah. Koneksi manual diubah ke digital, Korpri berubah. Tugas kita mendorong seluruh anggota agar memanfaatkan media digital," ujar Zudan.

Menguntungkan Korpri

TokTok.id merupakan portal belanja online yang hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja harian dan bulanan PNS seluruh Indonesia. TokTok tidak hanya memberi manfaat langsung bagi PNS, tetapi juga memberikan keuntungan bagi organisasi DPKN.

Bahkan, menurut Sekretaris Dewan Pengurus Korpri Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Ir Siti Mariyani, kehadiran TokTok merupakan terobosan besar DPKN untuk meningkatkan kesejahteraan dari kucuran keringat anggota sendiri.

TokTok bukan saja solusi terbaik dalam pembawa perubahan besar bagi kemajuan Korpri. Namun lebih dari itu akan menjadi lokomotif kesejahteraan bagi Korpri dan keluarga besarnya.

Menurutnya, kenapa dikatakan sebagai lokomotif, karena saat ini sebagian besar orang, termasuk anggota Korpri di dalamnya yang masih melihat Toktok hanya sebagai ‘Program Mimpi Korpri’ dalam mensejahterakan anggotanya.

“Padahal keberadaan TokTok ini sangat riil dalam mewujudkan Korpri yang mandiri dan sejahtera. Yaitu kesejahteran yang dibangun dari keringat sendiri, tanpa meminta bantuan dari pihak lainnya,” ujar Ir Ani, sapaan akrab Siti Mariyani.

Dia mengatakan, saat ini TokTok memang belum terlihat perannya secara nyata, karena memang program ini baru saja diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada puncak peringatan HUT Korpri ke-45 di Lapangan Monas Jakarta, 29 November 2016 lalu.

Namun, Ani hakul yakin jika program ini berjalan maksimal, ketika minat bertransaksi anggota Korpri mulai ramai, maka akan terlihat manfaat yang didapat dari TokTok, yaitu mampu menjadi pundi-pundi kesejahteraan bagi anggota Korpri.

"Jika akhirnya TokTok mampu mensejahterakan Korpri dan anggotanya, maka program lainnya akan menempel di belakangnya. Ibaratnya TokTok seperti Lokomotif, yaitu mampu menjadi penggerak bagi program-program Korpri lainnya," papar Ani seraya menambahkan, bukan tidak mungkin program ini ditiru oleh organisasi profesi lainnya.

Karenanya Ani mengharapkan kepada jajaran DPKN untuk maju terus menjalankan program TokTok ini. Jika Toko Online Korpri itu mampu membuktikan sebagai jalan lapang menuju kesejahteran anggota Korpri, mereka akan seperti air, akan mengalir dengan sendirinya mendukung program ini.

Ani mengakui, memang tidak mudah mengubah pola pikir anggota Korpri saat ini, karena masih banyak yang berpikir kesejahteraan anggota Korpri yang tak lain adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) harus datang dari pemerintah. Padahal kesejahteraan itu harus dibangun dari diri sendiri, melalui wadah organisasi yaitu Korpri, yaitu wadah tempat bernaungnya para ASN.

"Saat ini sudah ada sarananya yaitu TokTok Korpri, karena itulah para anggota Korpri yang jumlahnya mencapai jutaan orang itu saatnya untuk membesarkan Korpri. Caranya, dengan berbelanja secara online melalui TokTok," ujar Ani pula.

Lebih lanjut menurutnya, dengan TokTok, selain bisa berbelanja secara online, dengan banyak keuntungan yang didapat bagi anggotanya Korpri. Selain akan mendapatkan point reward, para anggota Korpri yang memiliki bakat wirausaha juga dapat memasarkan produk mereka, secara online.

Dia menambahkan, melalui TokTok, inilah kesempatan besar bagi anggota Korpri untuk mensejahterakan dirinya, dan tidak lagi bergantung dari pihak lainnya.

"Dan ini sangat tepat sebagai solusi terbaik dalam mensejahterakan anggota Korpri. Dari kacamata saya sebagai abdi negara di Kemenkop UKM, meyakini bahwa kekuatan anggota merupakan kunci sukses sebuah usaha," katanya.

Lebih lanjut Prof Zudan menimpali, di Toktok.id menjual segala macam barang yang dibutuhkan anggota Korpri dan keluarganya. Produk-produk yang dijual di Toktok berasal dari kerja sama dengan para pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM) dari seluruh Indonesia.

Karena bersifat khusus (closed loop system e-commerce), TokTok.id hanya melayani anggota Korpri dan anggota keluarganya. Berbicara produk di toko online ini, anggota Korpri tak perlu khawatir dengan kualitas maupun pelbagai macam produk yang dijual. Mulai dari barang elektronik, gadget, fashion hingga sembako ada di toko online Korpri. Bahkan penambahan produk akan terus berkembang sesuai permintaan pasar.

Zudan menambahkan, Korpri baru adalah Korpri yang peduli anggotanya, yang mensejahterakan anggotanya dan memfasilitasi untuk memudahkan hidup anggotanya. "Bentuk konkretnya kami mulai antara dengan membuka Toktok, Toko Online Korpri," katanya.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas