Pusat Logistik Berikat (PLB) hingga kini masih menjadi program unggulan pemerintah untuk mengefisienkan biaya logistik di Indonesia.
Hal ini sesuai arahan yang dituangkan pada paket kebijakan ekonomi jilid II dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 85 Tahun 2015 tentang Insentif Fasilitas di Kawasan Pusat Logistik Berikat.
Menanggapi evaluasi satu tahun beroperasinya PLB, perwakilan Kantor Staf Presiden (KSP) menilai bahwa PLB memberikan manfaat dan keuntungan yang signifikan kepada pelaku usaha karena terdapat efesiensi biaya dan produksi dari sisi logistik, minimalisasi dwelling time, dan membuat cash flow perusahaan semakin baik.
Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Onny Yuar Hanantyoko, pada Senin (13/11) menceritakan kunjungan Senior Advisor KSP Andi Widjajanto dan Deputy V (Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Politik, Hukum, Hankam, dan HAM) Jaleswari Pramodhawardani ke PLB Agility III yang berada di wilayah pegawasan Bea Cukai Bandung, pada tanggal 7 November 2017, dan respon yang diberikan terhadap PLB.
“Kunjungan kerja ini dilatarbelakangi oleh keinginan Presiden untuk meningkatkan peran PLB. Mereka berharap PLB bisa mendukung penyediaan bahan baku bagi industri kecil, industri kreatif garmen, dan industri kecil menengah yang hanya mempunyai beberapa tenaga kerja. Penerima PLB saat ini agar bisa menggalang IKM utk dapat meningkatkan produksinya melalui penyediaan bahan baku, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Upaya pencegahan korupsi juga menjadi perhatian dalam proses pelayanan kepabeanan di PLB yang diantisipasi dengan pelayanan otomasi dan tidak adanya kontak antara penerima/importir PLB dengan petugas Bea Cukai,” jelas Onny.
Pada kunjungan tersebut, lanjut Onny, Bea Cukai berkesempatan menyampaikan proses pelayanan dan pengawasan berbasis teknologi informasi di PLB dan menjelaskan sistem manajemen risiko dan pengawasan PLB melalui melalu live e-seal, CCTV PLB dan IT inventory.
Selain itu, turut hadir Ketua Asosiasi Pertesktilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, yang memaparkan kondisi pertekstilan dan kaitannya dengan fasilitas PLB.
“Setelah pemaparan, tim KSP melakukan tinjauan lapangan ke PLB Agility III dan melakukan diskusi interaktif dengan pihak yang sedang melakukan kegiatan di sana. Dari hasil diskusi tersebut, dapat diambil kesimpulan, di antaranya program PLB memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha dan harus mendukung kegiatan industri tekstil dan garmen baik industri besar, menengah, maupun kecil melaui penyediaan bahan baku yang lancar, akan dilakukan penyederhanaan perizinan perindustrian dan perdagangan, dan dibutuhkan juga dukungan Pemerindat Daerah dan Pemerintah Provinsi dalam pengembangan IKM,” ujarnya.
Harapan kedepan dari program PLB ini adalah pertumbuhan ekonomi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia yang merata dari wilayah barat hingga timur Indonesia.