TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menggodok rencana ekspansi di sektor asuransi jiwa. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan pihaknya belum memutuskan apakah akan mengakuisisi perusahaan asuransi yang sudah ada atau melakukan joint venture.
“Kami sudah masukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini. Kalau belum terlaksana tahun ini, tahun depan saya kira juga bisa. Apalah bermitra atau sendiri kami masih diskusi internal,” ujar Jahja, Selasa (26/6). Ia menambahkan, dana yang disiapkan BCA untuk ekspansi di bidang asuransi umum mencapai Rp 100 miliar.
Jahja menjelaskan pertimbangan utama BCA tidak mengakuisisi atau mengadakan joint venture asuransi jiwa lantaran ingin memastikan dulu produk dan bentuk kemitraan yang tepat. BCA tidak ingin, bisnis asuransi umumnya hanya bagus di awal namun ke belakang ternyata nasabah tidak merasa nyaman.
“Biasanya produk asuransi umum dijualnya hard sale. Di awal bagus hasilnya tapi bisa kurangi kenyamanan nasabah kalau mereka terpaksa waktu pertama membeli. Kami mau petakan, seperti apa yang cocok,” ujar Jahja.
Saat ini BCA sudah mempunyai satu asuransi umum, yakni PT Central Sejahtera Insurance (CSI) yang izinnya ada sejak Juli 2011. Kepemilikan saham CSI terdiri dari Dana Pensiun BCA 75% dan BCA Finance 25%. (*)
BACA JUGA:
- WINS Anggarkan Capex 80 Juta Dollar
- Angkasa Pura I - Brantwood Bangun Hanggar
- Pertamina Aktifkan Kembali Ladang Minyak Irak