TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Minat investor untuk membangun pabrik biodiesel di Sumut memang tinggi, apalagi provinsi ini adalah salah satu penghasil minyak sawit terbesar.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Aryan Warga, mengatakan biodiesel merupakan bisnis yang menjanjikan karena merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) yang ketersediaannya semakin menipis.
"Tetapi karena perdagangan CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah sangat tergantung pada pergerakan harga di pasar internasional dan cenderung berharga mahal, harga biodiesel itu cenderung menjadi lebih mahal dari harga BBM," katanya, Selasa (23/4/2013).
Salah satu investor yang berminat di bisnis biodisel di Medan adalah PT Permata Hijau Sawit Grup. Direktur Keuangan PT Permata Hijau Sawit Grup Toto Chandra mengakui, perusahaan itu akan berinvestasi di industri biodiesel. " Yang penting industri itu semakin bertumbuh sehingga ketika suatu saat dibutuhkan sudah tersedia. Ini juga mendorong hilirisasi industri sawit," katanya.
Namun tingginya potensi biodiesel ini tidak sejalan dengan masalah yang dihadapi produsennya. Hal ini dapat terlihat dari utilisasi industri biodiesel ini terbilang rendah yang baru mencapai 34,5 persen atau 1,65 juta kiloliter dari total kapasitas terpasang 4,2 juta kiloliter per 31 Desember 2012. (ers)