TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno meresmikan Terminal Peti Kemas di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Terminal yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur ini sekaligus menjadi terminal peti kemas pertama di Sumatera Barat. Acara peresmian terminal dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Direktur Utama Pelimdo II RJ Lino, serta General Manager Pelabuhan Teluk Bayur Dalsaf Usman.
Disebutkan dalam keterangan tertulis Pelindo II, terminal peti kemas baru seluas 46.886 meter persegi akan mampu menampung lebih dari 4.000 boks peti kemas. Diperkirakan, arus throughput yang melalui terminal peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur mencapai lebih dari 68 ribu TEUs tahun ini. Terminal peti kemas ini didukung oleh kedalaman kolam sandar mencapai -10 mLWS, dari yang sebelumnya hanya -8 mLWS.
“Perusahaan ingin ada perputaran ekonomi yang merata di seluruh Indonesia, agar ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kami semua yakin bahwa terminal kontainer di Pelabuhan Teluk Bayur ini dapat menjadi pendorong bagi percepatan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di Sumatera,” ujar General Manager Pelabuhan Teluk Bayur, Dalsaf Usman.
Arus lalu lintas kapal dan barang di Pelabuhan Teluk Bayur sendiri terus meningkat sejak tahun 2008. Jumlah peti kemas yang pada tahun 2008 hanya sejumlah 48.503 TEUs, pada tahun 2012 mencapai 61.808 TEUs. Lokasi Pelabuhan Teluk Bayur sebagai satu dari sedikit pelabuhan yang ada di punggung barat Pulau Sumatera turut menjadikan pelabuhan tersebut sebagai aset yang potensial dalam mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada tahun 2012, Cabang Pelabuhan Teluk Bayur mencatat pendapatan bersih lebih dari Rp 130 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan lima tahun sebelumnya yang hanya berada pada kisaran Rp 57 miliar. Saat ini, Pelabuhan Teluk Bayur memiliki 12 unit dermaga dengan panjang total dermaga mencapai 1.613 meter. Selain itu, pelabuhan ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti gantry luffing crane, gantry jib crane, wheel loader, dan berbagai ekskavator lainnya.
“Efisiensi pelabuhan merupakan salah satu kunci bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini yang mendasari keinginan IPC untuk terus mengembangkan infrastruktur kepelabuhanan di berbagai daerah di nusantara. Aktivitas kepelabuhanan terus diupayakan beralih ke sistem kontainerisasi atau penggunaan peti kemas agar biaya yang dibutuhkan untuk mengangkut suatu barang terus berkurang. Sedikit demi sedikit, pelabuhan-pelabuhan di bawah naungan IPC yang ada di pulau-pulau luar Jawa terus dikembangkan, agar nantinya pelabuhan-pelabuhan tersebut dapat menjadi tombol pembangkit perekonomian lokal demi mencapai pemerataan ekonomi secara menyeluruh di Indonesia,” tegas Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino.