TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Chatib Basri akan menekan impor bahan baku dan barang modal, pemerintah dengan menyiapkan program pemberian insentif bagi industri yang memproduksi barang setengah jadi (intermediate goods) dan korporasi berbasis penelitian dan pengembangan.
"Secara khusus pemerintah juga akan memberikan insentif fiskal untuk industri intermediate. Karena selama ini, setiap pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, impor barang modal dan bahan baku naik. Sehingga, current account kita defisit," kata Chatib di Gedung DPR Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Menurut Chatib, pemberian insentif pada industri intermediate tersebut diharapkan mampu mengurangi impor barang modal dan bahan baku. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi kita bisa tetap tinggi, tetapi current account-nya tidak terganggu.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga akan memberikan insentif fiskal terhadap lembaga atau perusahaan berbasis penelitian dan pengembangan (litbang) yang berorientasi pada peningkatan ekonomi dalam negeri.
"Pemerintah akan memberi insentif fiskal di dalam litbang, karena kita tidak bisa secara terus menerus bergantung pada sumber daya alam. Perlu adanya inovasi. Jadi, akan diberikan insentif juga untuk lembaga litbang itu," ujarnya.
Adapun, untuk mendukung industri yang mampu mendukung perekonomian nasional, Chatib, akan berupaya memanfaatkan peraturan yang ada, untuk meningkatkan efektivitas kegiatan industri.
"Untuk mendukung industri, dari peraturan yang ada, maka kami akan berusaha menjadikan industri lebih efektif dan produktif," katanya.