News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

REI Masih Menghitung Dari Dampak Kenaikan BBM

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

REI Logo

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi disinyalir akan berimbas kepada kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok. Industri properti akan terkena dampaknya karena adanya  kenaikan harga bahan baku, transportasi beserta komponen pendukung didalamnya.

Setyo Amarsho, Ketua Real Estate Indonesia (REI)  memprediksi adanya kenaikan harga properti. Hanya saya REI masih menghitung dampak kenaikan BBM bersubsidi terhadap kenaikan bahan baku dan transportasi. REI menyatakan kenaikan perumahan dibawah kenaikan harga industri properti yang sebesar 10-20 persen per tahun.

"Kenaikan perumahan pasti, namun dibawah industri hal ini karena bahan baku untuk perumahan beda sama properti lainnya seperti apartemen dan batanya juga berbeda, ini masih kita hitung," katanya kepada Tribun di Jakarta, Rabu (19/07/2013).

Ia menilai REI belum bisa memperkirakan karena masih melihat faktor demand. jika REI menaikan harga terlalu tinggi toh pasar ditakutkan tidak dapat menyerap dan berujung kepada kekosongan permintaan di pasaran.

"Kalau naik 50 persen juga bisa namun ini siapa yang beli nanti?," katanya.

Menurutnya dampak terbesar adalah dari komponen semen, batu bata dan transportasi. Kenaikan ini ini masih dihitung karena untuk tarif tranportasi saja masih belum final. Belum lagi dengan kenaikan harga bahan baku semen. Makanya REI tidak bisa mengestimasi kenaikan harga properti untuk tipe perumahan.

Menanggapi kenaikan harga beberapa perusahaan properti sebesar 3-10 persen atas dampak kenaikan BBM bersubsidi pun ditanggapi dengan biasa saja olehnya. Ia melihat kenaikan harga itu masih bersifat common sense aja atau belum memperhitungkan secara matang.

"Masih common senses kita masih lihat kok, kalau perusahaan properti dibawah kita belum ada kenaikan, lagipula setiap wilayah kan berbeda kenaikannya jadi tergantung kebutuhan transportasi di setiap wilayah untuk pasarkan bahan baku," katanya.

Sebelumnya, PT Grahabuana Cikarang, "city developer" anak usaha PT Jababeka Tbk misalnya, berencana menaikkan harga jual properti residensial dan komersialnya. Tahun ini, mereka membuka dua klaster baru residensial, yakni Beverly Hills dan Oscar, dengan harga jual Rp 1,4 miliar per unit. Sedangkan properti komersialnya berupa ruko Hollywood Arcade dengan penawaran Rp 2,3 miliar.

Menurut Presiden Komisaris Grahabuana Cikarang, Tanto Kurniawan, pihaknya akan menyesuaikan harga jual untuk seluruh jenis propertinya sebesar 3,5 persen hingga 5 persen. Harga jual baru ini akan efektif diberlakukan pada 1 Juli nanti. Hal ini terkait dengan respon pasar pasca pengumuman perubahan tarif BBM.

Sementara itu, Relife Property juga akan mengubah harga jual produknya sebanyak 7 sampai 10 persen. Peningkatan harga ini dikenakan pada produk Greenland Cileungsi seharga Rp 280 juta per unit, Greenland Lombok seharga Rp 350 juta-Rp 1,2 miliar dan Pearl Garden Lombok seharga Rp 250 juta-Rp 700 juta.

Presiden Directur dan CEO Relife Property Group Ghofar Rozaq Nazila mengatakan, keputusannya menaikkan harga jual ini berdasarkan pertimbangan rasional yang diakibatkan oleh perubahan tarif BBM bersubsidi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini