TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Petani bunga bugenvil di Cianjur bisa meraup Rp 1 miliar dari hasil ekpor ke negara-negara Timur Tengah. "Rp 1 miliar per tahunnya untuk satu petani bunga. Padahal petani bunga ini jumlahnya ada puluhan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur, Judi Adi Nugroho ketika ditemui Tribun di Jalan Aria Wiratanudatar, Senin (1/7/2013).
Bugenvil atau biasa dikenal sebagai kembang kertas adalah satu di antara 10 komoditas unggulan Cianjur yang diekspor ke luar negeri. Menurut Judi potensi yang ada di Kabupaten Cianjur cukup diminati sejumlah negara di Asia. Kabupaten Cianjur sedikitnya mengekspor sepuluh komoditas ke negara Cina, India, Vietnam. Kuwait, dan Qatar.
"Sebanyak 80 persen potensi dari Kabupaten Cianjur diekspor ke negara Asia. Sedangkan sisanya diekspor ke Eropa seperti Belanda," kata Judi.
Lebih lanjut, kata Judi, nilai itu belum ditambah komoditas lainnya seperti cokelat yang diproduksi di Gunung Lanjur, peci yang diproduksi di Warungkondang, daun siri yang diolah menjadi bahan baku minyak wangi di Karangtengah dan komoditas lainnya.
Belum lagi ekspor di bidang teknologi yang menambah panjang catatan produk ekspor Kabupaten Cianjur. Kabupaten Cianjur juga mengekspor komponen satelit yang berlokasi di kawasan Limbangan Sari, Kecamatan Cianjur.
"Dari sepuluh komoditas yang diekpsor ke luar negeri, paling besar nilai ekspornya adalah kulit. Nilanya ekpsor kulit ini bisa mencapai Rp 60 miliar per tahunnya," kata Judi. Dikatakannya komoditas ini diekspor ke negara Asia di bagian timur untuk menjadi bahan baku sepatu dan tas.
Menurut Judi, adanya ekspor tersebut memang membuahkan hasil positif di tengah belum kondusifnya perekonomian global. Pasalnya nilai ekspor dari sepuluh macam komoditas di Cianjur itu bisa mencapai Rp 100 miliar per tahun. "Dengan begitu Kabupaten Cianjur siap menghadapi persaingan di pasar bebas nanti," kata Judi.
Oleh karena itu pihaknya terus melakukan pendataan terhadap potensi ekspor dan industri kreatif masyarakat (IKM) yang hasilya dieskpor. Menurutnya, nilai ekspor di Kabupaten Cianjur bisa lebih dari Rp 100 miliar per tahunnya.
"Sejauh ini memang baru terdata 10 komoditas yang diekspor. Tapi dari 10 komoditas itu belum semua pelaku ekspor dan IKM di Kabupaten Cianjur melaporkan nilai ekspornya. Misalnya seperti potensi IKM yang promosinya via online. Dan itu menjadi kendala kami," kata Judi.