TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak PT Bank Central Asia Tbk mengatakan akan mengerem pertumbuhan kredit pada tahun ini. Aksi ini dilakukan seiring dengan pelemahan pertumbuhan perekonomian global yang diprediksi menyusut pada tahun ini.
President Direktur BCA,Jahja Setiatmadjaa mengatakan kredit BBCA akan direm di angka 18-20 persen. Target ini menurun ketimbang pertumbuhan kredit tahun lalu yang tumbuh sebesar 30 persen.
"Penurunan itu merupakan hal wajar mengingat target pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia juga menurun jadi kami proyeksikan kredit akan menurun juga," katanya di Kempinski, Jakarta, Senin (15/07/2013).
Menurutnya keyakinan itu timbul seiring dengan pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi. Pertumbuhan yang rendah juga baik untuk menjaga keseimbangan perbankan pada tahun ini.
Ia juga mengakui turunnya pertumbuhan kredit disebabkan oleh kenaikan BI Rate dan daya beli yang menurun. Sehingga mau tidak mau akan ada permintaan yang berkurang.
"Saya kira wajar pertumbuhan menurun karena BI rate naik dan daya beli tertekan sehingga memang wajar kalau kita mau koreksi, lagi pula tumbuh terlalu tinggi juga tidak baik," katanya.
Bahkan Jahja juga pesimistis target ekonomi akan diatas enam persen pada tahun ini. Dengan volatilitas di global serta tekanan dalam begeri pertumbuhan ekonomi Indonesia akan di bawah 6 persen.
"Jadi kita perkirakan akan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,7 sampai dengan 5,8 persen untuk tahun ini," katanya.