TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat membuat Grup Bosowa menunda beberapa rencana ekspansinya.
Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group Erwin Aksa bilang, kondisi ekonomi global yang tidak pasti membuat Bosowa mengevaluasi kembali berbagai rencana bisnisnya. "Ada beberapa rencana ekspansi yang kami tunda dulu walaupun sudah ada komitmen dari lembaga pembiayaan," ujarnya kepada KONTAN, pekan lalu.
Salah satu rencana ekspansi Bosowa yang akan ditunda adalah pembangunan pabrik semen di Sorong, Papua. Sedianya, Bosowa melalui PT Semen Bosowa tahun ini bakal mulai membangun pabrik semen di Sorong dengan nilai investasi Rp 679 miliar. Pabrik semen berkapasitas 750.000 ton ini semula ditargetkan selesai pada 2014 nanti.
Selain nilai tukar rupiah yang masih berfluktuasi, permintaan semen di dalam negeri tahun ini juga merosot. "Tidak produktif kalau membangun pabrik semen di tengah permintaan semen yang sedang turun," kata Erwin.
Erwin bilang, Bosowa juga mengkaji ulang rencana pembangunan pabrik semen khusus yakni semen blended yang berbahan baku slag. Pasalnya, penawaran harga bahan baku dari pemasok terlalu mahal, sehingga Bosowa menilai proyek tersebut belum layak untuk dijalankan. Catatan saja, bahan baku slag untuk semen blended ini akan dipasok oleh PT Krakatau Posco.
Meski menunda beberapa rencana ekspansi, namun Erwin memastikan Bosowa tetap melanjutkan proyek yang sudah berjalan. Antara lain, pabrik semen yang kini tengah dibangun di Banyuwangi Jawa Timur dan Maros, Sulawesi Selatan. "Pembangunan dua pabrik itu masih sesuai target. Pabrik di Banyuwangi tahun depan selesai," katanya. (Herlina KD)