Laporan Wartawan Tribunnews.com Sanusi
TRIBUNNEWS.COM,NUSA DUA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyampaikan outlook perekonomian Indonesia hingga tahun depan, dalam penutupan rangkaian KTT APEC.
Hatta menuturkan, outlook tersebut mengacu atas laporan badan pusat Statistik tentang dua indicator penting dari perekonomian Indonesia yaitu defisit neraca perdagangan dan tingkat inflasi.
Menurut Hatta, laporan BPS terakhir mengatakan, semua transaksi perdagangan baik migas maupun non migas semua dalam keadaan surplus.
"Tren ini akan kita pertahankan. Salah satu hal yang jadi fokus pemerintah yaitu mengurangi defisit neraca perdagangan, karena berdampak pada pada pergerakan rupiah dan pasar keuangan," kata Hatta rajasa, Selasa (8/10/2013).
Terkait inflasi, kata dia, pemerintah akan terus menjaga inflasi serendah mungkin. Targetnya secara year on year, inflasi masih di bawah sembilan persen. "Tentunya dengan upaya untuk menjaga agar volatile food diiimbangi dengan supply dan demand," imbuhnya.
"Bagaimana outlook ke depan, Kami akan tetap jaga pertumbuhan ekonomi. Stabilitas ekonomi juga dijaga pada angka yang realistis agar tidak ada tidak ada kemiskinan dan pengangguran," tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia hingga Agustus 2013 mengalami surplus 132,4 juta dollar AS. Ini merupakan surplus kedua kalinya lagi sejak April lalu mulai defisit.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, surplus tersebut diperoleh dari neraca perdagangan ekspor yang mencapai 13,16 miliar dollar AS dan impor yang mencapai 13,03 miliar dollar AS.
"Memang Maret 2013 lalu sempat mengalami surplus, tapi sejak April hingga Juli 2013 mengalami defisit terus. Lalu Agustus ini mulai kembali surplus," kata Suryamin saat konferensi pers di kantornya, Jakarta.