Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga Elpiji nonsubsidi kemasan 12 Kg menimbulkan kecemasan masyarakat. Secara tidak langsung, kebijakan itu akan menambah pengeluaran masyarakat.
Rezki, menuturkan bahwa kebijakan ini justru membuatnya membeli gas 3 Kg yang subsidi. Harga gas ini lebih murah ketimbang harga gas elpiji nonsubsidi kemasan 12 Kg.
"Harga gas 3 Kg itu sekitar Rp 15.000 kalo beli empat saja baru Rp 60.000, beda jauh sama gas 12 Kg yang bisa mencapai Rp 100.000-an, mendingan saya yang beli gas 3 Kg" kata warga Depok ini, di jakarta, Jumat (3/1/2013)
Ia pun sudah lama tidak membeli gas 12 Kg. Karena secara matematis lebih untung ketika membeli gas 3 Kg yang disubsidi pemerintah. Tokonya yang di Depok pun hanya menjual gas 3 Kg.
"Gas 12 Kg sudah ga ada yang beli lagi, saya hanya jual gas 3Kg, kalo gas 12 Kg itu biasanya buat toko-toko restoran yang gede atau perumahan yang besar," katanya.
Sedangkan warga lainnya, Gito, menuturkan bahwa kenaikan harga 12 Kg tidak membuatnya beralih ke gas 3 Kg. Dirinya lebih memilih produk yang aman.
"Perasaan ga nyaman dengan Gas 3kg, bisa meledak dirumah, saya pake blue gas yang harganya Rp 95.000,00 untuk 10 Kg," katanya lalu tertawa.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga Elpiji nonsubsidi kemasan 12 Kg menyusul tingginya harga pokok Liquefied Petroleum Gas (LPG) di pasar.
Harga yang berlaku saat ini merupakan harga yang ditetapkan pada Oktober 2009 yaitu Rp 5.850 per Kg, sedangkan harga pokok perolehan kini telah mencapai Rp 10.785 per kg.
Untuk itu, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00 Pertamina memberlakukan harga baru Elpiji non subsidi kemasan 12kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg.