TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam sejarah bursa saham, kenaikan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) paling tinggi terjadi pada momentum pendeklarasian mandat kepada Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Pemilu tahun ini.
"Nggak ada kenaikan IHSG yang setinggi itu," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Balai Kota usai bertemu Jokowi, Senin (17/3/2014).
Chatib menjelaskan pada Jumat lalu terjadi kenaikan IHSG sebesar 3,2 persen atau naik 120 poin satu jam sebelum penutupan bursa saham. Jika dilihat dari indeks saham ada campuran antara yang negatif dan positif.
Chatib mengungkapkan jika stock market bergerak di luar pada saat Jumat lalu, tidak mengikuti pola yang sama seperti biasanya. Dalam hal ini terjadi sebuah fenomena dalam negeri.
"Atinya fenomenanya lokal," ungkap Chatib.
Namun Chatib tak bisa menyimpulkan secara langsung apakah euforia Jokowi jadi calon Presiden memberikan dampak langsung terhadap kenaikan IHSG.
"Saya nggak bisa bilang kalau IHSG naik karena euforia Jokowi jadi capres, tanya saja ke beliau langsung," jelas Chatib yang melirik ke arah Jokowi yang berdiri di sampingnya.