TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konversi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU) Tambak Lorok dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas, menghasilkan penghematan Rp 2 trilun rupiah per tahun. Pembangunan proyek pemipaan gas dari Kepodang-Tambak Lorok di Jawa Tengah sepanjang 207 kilometer diperkirakan rampung pada Agustus 2015.
"Pemakaian gas oleh PT PLN (Persero) sebagai bahan bakar pembangkit dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak setidaknya akan menghemat Rp 2 triliun setiap tahun," ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik dalam keterangannya, Minggu (16/4/2014).
Wacik menjelaskan energi baik dan ramah lingkungan ini memiliki harga yang murah. Nantinya Indonesia kata Wacik memiliki cadangan yang besar, karenanya program ini harus dilaksanakan.
Wacik menjelaskan proyek tersebut akan banyak sekali membantu rakyat terutama bantuan pasokan listrik. Wacik mengatakan daya listrik 450 sampai 900 watt rumahnya bisa dijaga oleh pemerintah.
"Karena itu rakyat kita yang kurang mampu, yah pemerintah berketetapan hati untuk menjaga rakyat kita yang kurang mampu,” ujar Wacik.
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Tambak Lorok adalah salah satu pembangkit yang dimiliki oleh PT Indonesia Tower yang terhubung dan memasok kebutuhan energi listrik pada Sistem Ketenagalistrikan Jawa-Bali, khususnya beban pada region 3 Jawa Tengah. Pusat Pembangkit ini beroperasi dengan energi primer BBM-MFO berlokasi di kompleks PLTGU/U Tambaklorok di kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Pengelolaan operasi serta pemeliharaan pembangkit tersebut beserta seluruh sarana dan prasarana yang terkait didalamnya dilaksanakan oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Semarang.