TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minuman segar khas daerah seperti cendol memiliki penggemar tersendiri. Ini membuat bisnis cendol tak surut. Ini pula yang membuat Nanda Juanda dari Banjarnegara, Jawa Tengah, membidik ladang bisnis ini.
Merintis usaha dengan brand Cendol Moonggo tahun 2006, Nanda mengklaim memberikan sentuhan citarasa cendol yang tradisional dengan berbagai modifikasi. Antara lain dengan menambah varian rasa durian, rasa tapai, rasa kopi, hingga cendol berasa mi.
Agar usahanya mengembang cepat, sejak 2009, Nanda menawarkan peluang kemitraan. Saat ini ada 15 mitra yang tersebar di Jawa Tengah, Jakarta, dan Tangerang. Kini, dari total gerai, hanya satu gerai yang 100 persen milik Nanda. Ia berharap, tahun ini ada tambahan dari Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
Jika tertarik menjajal kemitraan Cendol Moonggo, Anda harus menyiapkan kocek senilai Rp 3 juta. Dengan investasi segitu, Anda berhak mendapatkan peralatan berupa satu set pikulan dawet, mangkuk gerabah, banner, brosur, dan pelatihan.
Dengan harga satu gelas es Cendol Moonggo Rp 5.000, Anda disarankan bisa menjual sekitar 30 hingga 50 gelas. Jika itu tercapai, Anda bisa meraup omzet sekitar Rp 150.000–Rp 250.000 sehari. Dengan begitu, Anda bisa menghasilkan omzet Rp 4,5 juta hingga Rp 7 juta saban bulan.
Setelah dikurangi biaya sewa tempat, bahan baku, operasional, dan gaji karyawan, Nanda bilang, mitra bisa meraup laba bersih sekitar 45 persen. "Dengan begitu balik modal bisa dalam waktu dua bulan," kata dia berpromosi. Nanda bilang, ia tak memungut biaya royalti untuk kerjasama ini. Namun, agar rasa es Cendol Moonggo terjaga, ia mewajibkan mitra membeli bahan baku cendol dari dirinya.(Pratama Guitarra)