TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebagian karyawan Bank Mega galau. Ada isu kurang sedap beredar di lingkungan perusahaan: rencana manajemen Bank Mega mengurangi jumlah karyawan.
Seorang karyawan Bank Mega bilang, wacana pengurangan karyawan dilontarkan Direktur Utama Mega Kostaman Thayib, di acara rapat kerja sekitar Maret-April lalu.
Forum itu dihadiri jajaran direksi. Bak virus ganas, informasi ini menyebar cepat ke lingkungan karyawan hingga ke level bawah. Alasan pemangkasan karyawan adalah untuk efisiensi biaya dan peningkatan kesejahteraan karyawan.
Bank milik pengusaha Chairul Tanjung ini mewacanakan memangkas karyawan sebanyak 2.000-3.000 orang. Sasarannya pekerja level bawah dan di kantor-kantor cabang. Per akhir Maret tahun ini, jumlah total karyawan tetap Bank Mega mencapai 9.015 orang.
Pengurangan karyawan mungkin bertahap. Tapi tak jelas skemanya, apakah melalui Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau meminta karyawan mengundurkan diri.
Sementara, KONTAN mendapat informasi dari pihak yang mengaku karyawan Bank Mega. Melalui alamat email krisismega@gmail.com, dia mengirim surat terbuka kepada Chairul Tanjung. Surat elektronik ini juga dikirim ke berbagai media massa nasional, termasuk KONTAN.
Dalam surat bertajuk Suara Hati Karyawan Bank Mega, karyawan ini menyatakan manajemen Mega justru meminta mereka agar mundur, bukan mem-PHK. Dia menuding, manajemen enggan memberikan pesangon.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, hanya bilang, "Silakan hubungi sekretaris perusahaan, yang akan berkoordinasi dengan HRD," tutur dia.
Sekretaris Perusahaan Bank Mega, Gatot Aris Munandar, membantah Bank Mega akan mengurangi karyawan secara besar-besaran. "Yang benar, ada pegawai tidak sesuai ekspektasi yang telah disepakati sejak awal," kata dia, seraya menambahkan Bank Mega menghargai pegawai yang produktif. Dus, jika ada yang mengundurkan diri, hal ini sesuai keinginan pegawai yang bersangkutan.
Yang pasti, Otoritas Jasa Keuangan siap menindaklanjuti kabar itu. "Saya akan cek ke pengawasan," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon. (Nina Dwiantika/Issa Almawadi/Sandy Baskoro)