TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku pemerintah tak berani menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi saat momentum pemilihan presiden. Menurut Chatib, hal itu adalah keputusan yang salah, karena bisa dinilai mengandung unsur politik.
"Bukan sebuah kebijakan yang baik saat pemilihan presiden," ujar Chatib di gedung DPR, Senin (26/5/2014).
Sampai saat ini pemerintah akan mencari cara mengurangi konsumsi subsidi dari BBM tanpa menaikkan harga. Salah satu opsi yang akan diambil adalah mengurangi pasokan BBM bersubsidi.
"Kebijakan ini menyangkut bukan hanya presiden sekarang tapi yang akan datang, lebih kepada opsi itu," ungkap Chatib.
Selain opsi mengurangi volume BBM bersubsidi tersebut, Kementerian Keuangan memilih opsi agar anggaran Kementerian dan lembaga negara dipangkas. Hal itu untuk mengurangi anggaran untuk subsidi dan menghemat anggaran belanja negara.
"Posisi pemerintah persoalan kita hadapi, bulan depan pemilihan presiden, yang dilakukan adalah pemotongan anggaran," papar Chatib.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, pasokan BBM bersubsidi tahun 2014 sebesar 48 juta kiloliter. Sedangkan anggaran subsidi BBM mencapai Rp 292 triliun sudah tembus diangka Rp 300 triliun.
Menkeu: Bukan Kebijkan yang Baik Naikkan Harga BBM di Momentum Pilpres
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger