TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan pertumbuhan bisnis gadasi emas sebesar 20% hingga akhir tahun ini. Untuk mencapai target itu, BSM akan memperbanyak konter layanan gadai di kantor Pos Indonesia dan Bank Mandiri.
Senior Executive Vice President Pembiayaan Ritel BSM Edwin Dwidjajanto mengaku masih optimistis bisnis gadai emas masih cerah kendati mengalami masa suram sejak akhir 2011. "Kami optimistis gadai dan cicilan emas BSM dapat tumbuh 20% hingga akhir 2014," katanya.
Sejak Januari 2014 hingga Juni 2014 lalu, omzet gadai emas BSM telah tumbuh lebih 80% menjadi Rp 2,05 triliun. Setiap bulan, omzet gadai emas BSM naik rata-rata16,25% sementara cicilan emas naik 11,28% menjadi Rp 76,93 miliar.
BSM telah memiliki 320 konter layanan gadai. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 kantor layanan merupakan hasil kerja sama dengan PT Pos Indonesia, enam kantor dengan Bank Mandiri dan lima kantor bekerja sama dengan Bank Sinar Harapan Bali.
BSM akan fokus menggarap segmen ritel dalam mengembangkan bisnis gadai dan cicil emas. Pasalnya, pangsa pasar pada segmen ini masih terbuka dan potensial. BSM mencatat jumlah nasabah gadai emas mencapai 40.000 orang hingga Juni 2014 atau tumbuh 11% dalam kurun waktu Januari-Juni 2014.
Selain itu, anak usaha Bank Mandiri bidang syariah ini memperoleh keuntungan dari bisnis gadai emas, yakni pendapatan berbasis biaya (fee based income) BSM. Hingga Juni 2014, gadai dan cicil emas BSM menyumbang fee based income sebesar Rp 87,849 miliar. Jumlah itu merupakan penyumbang fee based income terbesar kedua bagi BSM setelah bisnis haji dan umrah. (Nina Dwiantika)