TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) harus berjuang meraup marketing sales sekitar Rp 2,5 triliun di tiga bulan terakhir 2014. Maklumlah, hingga September, APLN baru meraih marketing sales Rp 3,53 triliun atau 58,83% dari target 2014 yang mencapai Rp 6 triliun.
APLN akan menempuh beberapa strategi untuk memenuhi target marketing sales tahun ini. Salah satunya, meluncurkan Apartemen Simprug di Jakarta Selatan. "Peluncurannya sekitar November," ujar Wibisono, Investor Relation APLN kepada KONTAN, Jumat (17/10/2014).
Di proyek tersebut, APLN akan membangun dua menara apartemen yang meliputi 500 unit di lahan seluas 1,6 hektare. Dari proyek ini, APLN berharap bisa mengantongi marketing sales Rp 1,25 triliun. Jumlah ini sudah memenuhi separuh dari kekurangan target hingga akhir tahun ini.
Selain itu, APLN masih mengandalkan proyek lain yang sudah diluncurkan, antara lain Harco Glodok, Orchard Park Batam dan Podomoro City Extension. APLN pun mempunyai sejumlah proyek di luar kota, seperti Malang, Balikpapan dan Medan.
Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri memprediksi APLN kesulitan mencapai target marketing sales tahun ini. "Apalagi nanti akan ada kenaikan BBM yang akan menambah katalis negatif," ujar dia.
Tahun ini, perputaran bisnis properti tak sekencang tahun sebelumnya. Kebutuhan tempat tinggal di Jakarta juga sudah mulai berkurang.
Dus, pengembang properti sebaiknya mulai menyasar luar Jakarta. Namun kawasan yang dilirik APLN terbilang masih kecil. Emiten properti, kata Kiswoyo, bisa mengandalkan recurring income. Pendapatan berulang ini bisa menjadi penopang ketika segmen residensial melambat. Per Juni 2014, porsi recurring income APLN sebesar 28%.
Kiswoyo belum melihat katalis positif bagi pertumbuhan sektor properti. "Justru lebih banyak katalis negatif, apalagi suku bunga kabarnya akan naik," lanjutnya.
Kiswoyo merekomendasikan hold APLN dengan target Rp 400 per saham. Harga APLN kemarin melonjak 7,45% ke Rp 375 per saham. (Wuwun Nafsiah)