TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencalonan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) semakin mengerucut kepada dua calon.
Kedua calon tersebut adalah Rinaldi Firmansyah, mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia dan staf ahli Menteri ESDM Sudirman Said, Widyawan Prawiraatmadja. Sedangkan untuk posisi komisaris muncul juga nama Ahmad Faisal.
Pengamat Energi dari Universitas Indonesia Iwa Garniwa melihat ada indikasi ke arah liberalisasi. Dalam hal ini Iwa melihat salah satunya privatilisasi. "Karena di dalamnya disebutkan salah satunya ada banyak pemain dari pengusaha," kata Iwa dihubungi wartawan, Jumat (14/11/2014).
Iwa mengatakan, dengan adanya PP dan Permen atau UU Migas, jelas jika mengerucut ke arah liberaliasi. Namun demikian, dia menyebutkan dengan masuknya orang luar hanya akan membuat Pertamina semakin lemah. "Jadi, kalau di bawah PP dan Permen atau UU Migas, itu jelas ke arah liberasilasi," ungkap Iwa.
Sebagai informasi, Menteri BUMN Rini Soemarno dikabarkan telah melakukan tahapan uji fit and proper terhadap para calon Direktur Utama Pertamina dalam beberapa hari terakhir. Fit and Proper diberlakukan ke seluruh direksi yang ada sekarang dan plus ada 6 calon eksternal direksi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, nama-nama calon Dirut Pertamina dari eksternal yang sedang menjalani Fit and Proper di PT DDI adalah Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom).
Kabarnya, calon kuat dalam bursa kandidat tersebut adalah Rinaldi Firmansyah yang disebut-sebut didukung langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Wapres Jusuf Kalla. Sementara lima nama lain hanya sekedar pembanding.
Untuk melakukan uji fit and proper, Rini juga dikabarkan telah menunjuk PT Daya Dimensi Indonesia (DDI), perusahaan manajemen konsultan berlokasi di Mega Kuningan untuk memberikan penilaian calon direksi Pertamina.