TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah rawan tertekan posisinya pada awal pekan ini, Senin (8/12/2014). Ini seiring penguatan indeks dollar AS setelah rilis sejumlah data terbaru Negeri Paman Sam di akhir pekan lalu.
Angka tenaga kerja AS membaik, dollar AS pun semakin perkasa. Setelah sempat turun di pertengahan pekan lalu, indeks dollar AS mendapatkan kembali momentum untuk menguat tepatnya setelah data perubahan non-farm payrolls AS naik cukup tajam.
GDP Zona Euro yang diumumkan pada Jumat (5/12/2014) sore juga membantu sentimen penguatan dollar AS di pasar global, sementara euro melemah hingga 1,23 per dollar AS Pagi ini ditunggu data neraca perdagangan China. Pada sore harinya Sentix Investor Confidence Zona Euro juga ditunggu.
Rupiah sendiri sebenarnya berhasil menguat tipis bersama beberapa mata uang di Asia hingga Jumat sore pekan lalu. Cadangan devisa diumumkan turun menjelang sore terutama akibat intervensi BI untuk mencegah pelemahan rupiah yang semakin gencar.
"Baiknya data AS di akhir pekan lalu berpeluang membawa kembali sentimen pelemahan rupiah hari ini," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.(Robertus Benny Dwi Koestanto)