TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengkhawatirkan akan terjadinya suatu angka psikologis baru terhadap nilai tukar rupiah yang melewati angka Rp 13.000 hingga 2015 mendatang.
Menurutnya, hal itu akan terjadi bila Bank Indonesia (BI) tidak intensif mengelola pelemahan rupiah dengan baik.
"Pelemahan ini cukup cepat ya, jadi kami dari pihak usaha cukup mengkhawatirkan kalau tembus sampai di atas 13.000 itu verry over. Takutnya kan menjadi suatu angka psikologis baru," kata Hariyadi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Lebih lanjut, kata dia, bahwa sebetulnya pemerintah mempunyai ruang fiskal yang cukup lebar dengan melihat dari harga minyak dunia yang sedang turun di bawah 60 dolar, lalu pemerintah sendiri sudah menaikkan harga Harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Jadi jangan sampai modal yang cukup baik ini menjadi tergelincir gara-gara kami tidak mencermati dengan cermat dalam waktu yang sangat pendek," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus turun hingga menyentuh level Rp 12.900 terhitung Selasa (16/12/2014).
Rupiah lemah karena Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal menarik kembali uang dollar AS, di saat bersamaan musim investasi untuk menjual dollar AS. Sehingga di pasaran dollar AS menipis.