TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bosowa Corporindo resmi menjadi investor baru dengan mengakuisisi maskapai penerbangan yang kesulitan keuangan yaitu Sky Aviation. Bosowa juga dipastikan bakal mengganti nama maskapai Sky Aviation begitu proses akuisisi selesai dilakukan oleh perusahaan multinasional yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
"Kami pastikan nama Sky Aviation diubah. Sudah kami seleksi beberapa nama, pokoknya lucu-lucu deh nama maskapainya (sambil tertawa,red). Tapi nanti, kami akan beritahu setelah proses restrukturisasi Sky selesai dilakukan," kata Erwin Aksa, Chief Excecutive Officer Bosowa, kepada Tribunnews.com, Rabu (24/12/2014).
Bukan hanya soal nama, Erwin juga berencana merombak seluruh jajaran manajemen Sky agar maskapai tersebut bisa kembali bersaing secara komersial dengan yang lainnya.
Sementara itu, ternyata rencana pengambilalihan maskapai Sky Aviation memang sudah dipikirkan sejak jauh-jauh hari. Tapi kedua belah pihak baru "deal" pada bulan lalu. Kendati demikian, Erwin masih enggan menyebutkan berapa dana yang disiapkan Bosowa untuk mengakuisisi maskapai yang sudah berhenti beroperasi sejak Maret 2014 tersebut.
"Dananya belum dihitung karena kami masih menunggu proses restrukturisasi termasuk sejumlah utang Sky Aviation. Namun yang terpenting adalah, Bosowa siap membantu perusahaan lokal yang sedang kesulitan keuangan. Jangan sampai maskapai kita kembali jatuh ke tangan asing," katanya.
Dia mengatakan langkah beraninya mengakuisisi Sky Aviation menjadi bentuk keseriusan Bosowa dalam menggarap industri penerbangan atau sektor jasa. "Selama ini Bosowa dikenal dengan bisnis di sektor perdagangan dan industri, tapi kami ingin coba hal baru."
Erwin berharap proses finalisasi bisa berjalan cepat dan dia juga akan mengoptimalkan tenaga-tenaga dalam negeri sebagai prioritas untuk manajemen baru di industri ini.
"Kami menargetkan pertengahan tahun depan sudah bisa diluncurkan dengan nama baru dan Bosowa sekaligus unjuk gigi sebagai pemain di bisnis maskapai yang mengusung keamanan penerbangan yang tinggi dan layanan prima," katanya.
Sebelum berhenti beroperasi, Sky mengoperasikan tiga unit pesawat Sukhoi SSJ-100, lima unit Fokker F50, satu unit Fokker 100, satu unit Caravan, dan satu unit Cirrus SR-22.
Erwin juga memastikan semua pesawat masih ada dan belum ada yang ditarik oleh lessor. "Sebanyak 18 rute yang kami tinggalkan juga bakal diterbangi kembali. Kami juga sudah lapor ke Kementerian Perhubungan terkait rencana bisnis kami yang mengakuisisi Sky. Ternyata izin masih ada, dan dalam waktu dekat kami akan urus semuanya."